SOLOPOS.COM - Para anggota KWS berkumpul untuk mengikuti kegiatan halalbihalal di Gedung Kartini Sragen, Kamis (29/6). Kegiatan rutin tahunan itu dihadiri Wakil Bupati Dedy Endriyatno. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Ratusan anggota khususnya para perantau dan TKI berkumpul dalam halalbihalal Kumpulan Wong Sragen (KWS).

Solopos.com, SRAGEN — Ratusan anggota Kumpulan Wong Sragen (KWS) dari berbagai cabang di dalam dan luar negeri bertemu darat dalam acara halalbihalal di Gedung Kartini Sragen, Kamis (29/6/2017). Halalbihalal yang dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno itu juga dihadiri perwakilan dari 30 komunitas kreatif di Bumi Sukowati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masing-masing perwakilan cabang yang hadir mendapat kesempatan untuk menyampaikan pesan dan kesan dalam acara itu. Perwakilan dari 30 komunitas juga memberikan hiburan, walaupun sekadar menyumbang lagu.

Ekspedisi Mudik 2024

Sekretaris Pengurus Pusat KWS, Gunadi, saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela halalbihalal, Kamis siang, menyampaikan halalbihalal tahun ini merupakan temu darat kali keempat. Lewat momentum halalbihalal itu, kata dia, para anggota KWS bisa bertemu dan saling mengenal sehingga bisa mempererat tali persaudaraan.

“Halalbihalal ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Ramadan 2017. Rangkaian sebelumnya cukup banyak, mulai dari pemberian takjil, santunan anak yatim piatu, dan buka puasa bersama. Setelah sekian lama berinteraksi di dunia maya ternyata setelah bertemu darat lebih seru ceritanya. Bahkan ada yang baru kali pertama bertemu padahal sudah mengenal lama di Facebook,” ujar Gunadi.

Ketua Pengurus Pusat KWS, Duren Hadi, menambahkan jumlah anggota KWS di dunia maya itu mencapai 140.000 orang yang menyebar di berbagai cabang, seperti Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Brunei. Dari cabang di luar negeri hanya beberapa yang bisa hadir, yakni dua orang dari Brunei, dua orang dari Hong Kong, dan empat orang dari Singapura.

“Pengurus cabang di luar negeri itu statusnya ya TKI [tenaga kerja Indonesia] atau TKW [tenaga kerja wanita]. Semua aktivitas di cabang luar negeri selalu dilaporkan ke pusat. Misalnya, setiap hari libur mereka berkumpul bersama. Kalau ada rencana aksi sosial mereka ikut berkontribusi untuk memberi sumbangan dana sosial,” jelas Hadi.

Hadi memiliki kewajiban yang cukup berat, yakni menertibkan administrasi keanggotaan KWS. Hadi mulai menata anggota KWS dengan menggunakan kartu tanda anggota (KTA) secara bertahap. Dari seratusan ribu orang anggota KWS di Facebook ternyata baru 100-an orang yang mengantongi KTA resmi KWS.

“Ya, KTA KWS ini menjadi tantangan kami. Kami berharap dalam waktu dekat penataan anggota sudah bisa selesai,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya