SOLOPOS.COM - BENGAWAN SOLO-Delegasi peserta Konferensi Parlemen Asia mengunjungi Sungai Bengawan Solo, Jurug, Solo, Kamis (29/9). Mereka tertarik untuk mendatangi sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut karena mendengar lagu Bengawan Solo karya maestro keroncong, Gesang yang terkenal di wilayah Asia.(JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

BENGAWAN SOLO-Delegasi peserta Konferensi Parlemen Asia mengunjungi Sungai Bengawan Solo, Jurug, Solo, Kamis (29/9). Mereka tertarik untuk mendatangi sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut karena mendengar lagu Bengawan Solo karya maestro keroncong, Gesang yang terkenal di wilayah Asia.(JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Konferensi Parlemen Asia (KPA) atau Asian Parliamentary Assembly (APA) yang berlangsung di Solo, Rabu-Kamis (28-29/9/2011) telah selesai. Sepintas, agenda yang dihelat di Kota Bengawan itu bisa dibilang berlangsung sukses meskipun tiga hari sebelumnya atau tepatnya pada Minggu (25/9/2011) ada aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Kepunton (GBIS) Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama konferensi berlangsung penjagaan ketat dilakukan petugas di beberapa titik menuju The Sunan Hotel. Di lokasi konferensi, penjagaan dan pemeriksaan juga lebih ketat. Barang bawaan rekan-rekan wartawan pun tidak terlepas dari pantauan petugas dan metal detector saat memasuki ruang konferensi.

“Konferensi APA ini sekaligus menjadi bukti bahwa parlemen tidak gentar dalam upaya melawan aksi terorisme meski acara digelar beberapa hari setelah peristiwa bom Solo,” kata Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Hidayat Nur Wahid pada jumpa pers di The Sunan Hotel, Kamis.

Setelah konferensi ditutup, delegasi dari 19 negara itu menikmati santap siang. Mereka tidak langsung check out dari The Sunan Hotel. Sebelum kembali ke negara masing-masing, delegasi yang hadir itu menyempatkan waktu untuk melihat-lihat kondisi Sungai Bengawan Solo.

“Mereka (delegasi-red) ingin melihat Sungai Bengawan Solo seperti apa. Selama ini mereka tahu lagu Bengawan Solo tapi belum tahu kondisinya. Seperti apa keindahannya. Bagaimana kondisi airnya saat kemarau seperti sekarang. Sehingga kalau tahu kondisinya nanti bisa lebih menghayati saat menyanyikan lagu Bengawan Solo,” kata Hidayat.

Delegasi KPA tidak hanya mendapatkan kesempatan mengunjungi Sungai Bengawan Solo. Sehari sebelumnya, pada Rabu (28/9/2011) mereka juga menyaksikan kirab budaya, sudah melihat-lihat koleksi batik dan menikmati salah satu makanan khas Solo, nasi liwet.
“Solo itu kota kecil yang indah. Saya senang dengan orang-orangnya yang sangat ramah,” kata delegasi dari Turki, Tolga Sakir Atik dalam Bahasa Inggris.

Lain lagi cerita delegasi dari Brunei Darussalam, Siti Bismi Nuruliman. Tak ada sedikitpun rasa khawatir ketika akan berangkat ke Solo meski ada teror bom. “Di sini saya enjoy. Kemarin (Rabu-red) melihat batik dan makan nasi liwet,” ujar Siti.

(Nadhiroh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya