SOLOPOS.COM - Aditya Prayoga

Solopos.com, JAKARTA–Bersedekah adalah salah satu tanda bahwa kita mensyukuri pemberian Tuhan dengan cara berbagi.

Tidak cuma dengan uang, bersedekah juga bisa dilakukan dengan bentuk ilmu yang diamalkan maupun perbuatan baik.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Aditya Prayoga, 29, bersedekah dengan cara yang berbeda. Ia mendirikan Rumah Makan Gratis yang berada di beberapa lokasi, yaitu di Cilangkap, Ciangsana, Depok, Pasar Minggu, dan Jatisampurna.

Tim detikcom mendatangi salah satu Rumah Makan Gratis yang berada di Jalan Cilangkap Baru No 9a, Jakarta Timur, Minggu (1/8/2021).

Dari depan pagar sudah terlihat spanduk warna biru bertulisan Rumah Makan Gratis.

Mantan Anak Nakal

Di halaman rumahnya juga terdapat tenda yang dipasang agar orang-orang yang mengantre makanan gratis ini tidak kepanasan.

Tapi siapa sangka, sosok yang dikenal gemar bersedekah ini semasa sekolah dikenal sebagai orang yang nakal dan mempunyai hobi ribut.

“Waktu kecil saya dikenal sebagai anak yang nakal, karena saya suka berantem. Dikit-dikit berantem, pokoknya di sekolah berantem terus saya. Makanya saya dikenal nakal,” cerita Aditya.

Baca Juga: Polda Jateng Bekuk 2 Orang terkait Provokasi Ajakan Demo Penanganan Covid-19 

Hanya berbekal ijazah SD dan dikenal sebagai orang yang nakal, Aditya nekat merantau dari Palembang ke Jakarta pada 2016.

Tidak ada kerabat, tidak ada teman. Dia tidur di kolong jembatan, stasiun, halte busway, dan masjid.

Selama menjadi anak rantau, ia melanjutkan hidup dengan cara berjualan koran dan tukang parkir, baik di gereja maupun di masjid.

Bertemu Nenek

“Saya bawa korannya, saya ambil satu ikat. Kemudian saya jual, dapat untung Rp 500 perak untuk makan. Kemudian saya jaga parkir. Jadi kalau hari Minggu itu di gereja kan ada acara. Sabtu, Minggu ada acara di gereja, saya cari gereja untuk jadi tukang parkir. Kalau di hari Jumat, saya cari masjid untuk jaga parkir juga,” ujarnya.

Kisah keberadaan Rumah Makan Gratis ternyata diawali pertemuan Aditya dengan seorang nenek di depan masjid.

Saat itu, sang nenek yang berjalan terpincang-pincang sedang memulung.

Sungguh miris, betis sang nenek ternyata sudah dalam kondisi bolong dan ada ulat-ulat kecil di luka tersebut.

Baca Juga: Beredar Selebaran Kritikan Penanganan Covid-19, Ini Tanggapan Kapolres Kudus 

Nenek itu tinggal sebatang kara di rumahnya yang kotor tanpa ada sanak saudara yang merawatnya.

Singkat cerita, Aditya beserta istri merawat nenek tersebut dan membersihkan rumahnya karena prihatin.

Mereka membantu nenek itu semampunya karena sebenarnya kondisi keuangan mereka pun sedang susah.

Sampai suatu saat doa keluar dari mulut sang nenek. Doa yang menurut Adit sangat berbeda, doa yang membuat Adit terheran-heran.

“Jang, mudah-mudahan apa yang belum kamu miliki di dunia ini nanti kamu dapatkan. Jang, mudah-mudahan siapa pun yang belum pernah ketemu sama kamu, nanti kamu ketemu. Mau dia pejabat, artis, konglomerat, orang kaya, orang terkenal, nanti kamu ketemu,” cerita Aditya mengingat ucapan doa dari nenek yang ditolongnya.

Akhirnya Meninggal

Aditya dan istri merawat nenek itu sampai akhirnya sang nenek meninggal.

Selepas nenek meninggal, Aditya merasakan banyak kemudahan dalam usahanya.



Dagangan murottal-nya banyak dipesan orang, bahkan sampai ada yang memesan sampai ratusan unit.

Dan dari situlah akhirnya Aditya dan istrinya mendirikan sebuah Rumah Makan Gratis yang berada di Ciangsana, Bogor.

Untuk masyarakat yang membutuhkan makanan gratis tersebut, ia dan istrinya bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Seiring dengan berjalannya waktu, doa-doa dari nenek yang ia tolong pada waktu itu diijabah oleh Allah.

Rumah Makan Gratis sudah didatangi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhyono, Ustaz Abdul Somad, Baim Wong, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya itu, keinginan Aditya punya mobil dan bisa melaksanakan ibadah umrah kini sudah terpenuhi.

Bisa jadi semua ini berkat dahsyatnya doa sang nenek.

Dulu Prasmanan

Dulunya, sistem Rumah Makan Gratis ini prasmanan. Siapa pun boleh mengambil, tapi Aditya tetap memfokuskan diri untuk orang-orang yang membutuhkan.

Tetapi karena sekarang pandemi Covid-19 sedang melanda Indonesia, pembagian makanan gratis ini dibungkus setiap hari.

Selain itu, Rumah Makan Gratis membantu bagi-bagi sembako untuk orang yang isoman dan terdampak Covid-19.

“Kami mengumpulkan orang-orang baik. Begitu uang patungan itu terkumpul, kami belikan sembako. Kami masukin ke goodie bag, kami bagi-bagikan yang sedang menjalani isolasi mandiri. Itu jalan setiap hari, Alhamdulillah,” ceritanya sembari tersenyum.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya