SOLOPOS.COM - Dosen Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Dr. Hanna Ariani Parhusip, M.Sc.,nat, saat memberikan paparan terkait pengembangan sistem cerdas AI Mining di Kayu Arum Resort, Kota Salatiga, Sabtu (13/11/2021). (Humas UKSW Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Dosen Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Dr. Hanna Ariani Parhusip, M.Sc.,nat, mendapat hibah program Matching Fund Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rp500 juta. Dana hibah sebesar itu digunakan untuk membuat prototipe sistem cerdas Artifical Intelligence (AI) Mining.

Matching Fund Kedaireka merupakan program dukungan dari Kemendikbudristek untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi startegis antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak industri. Sebagai rangkaian kegiatan Matching Fund Kedaireka yang diperoleh Hanna telah diadakan acara “Konsinyering Riset Matching Fund Kemendikbudristek Pengembangan Sistem Cerdas AI Mining untuk Sensor Akuisi Data” di Kayu Arum Resot, Sabtu (13/11/2021).

Kegiatan itu diikuti 50 orang yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UKSW Salatiga, perwakilan industri, dan juga perwakilan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Yogyakarta. Dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari FSM, Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dan juga Fakultas Hukum UKSW Salatiga.

Baca juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Raih Gelar Doktor dari UKSW Salatiga

Sementara itu dari dunia industri hadir Rony Kusnohardjo, selaku Dirut PT. Semesta Eltrindo Pura dan Adrianus Herry Hariadi dari PT. Artha Puncak Semesta Indonesia.

Prototipe AI Mining

Hanna sekaligus ketua tim penelitian mengatakan rangkaian kegiatan ini bermula saat dirinya memperoleh hibah Matching Fun Kedaireka Rp500 juta dari Kemendikbudristek. Dengan dana hibah itu, Hanna bersama tim melakukan penelitian sistem cerdas AI Mining yang akan digunakan di dunia industri.

“Selain Rp500 juta dana hibah dari Kemendikbudristek, kami juga mendapatkan Rp500 juta dari mitra, sehingga total ada Rp1 miliar untuk melakukan penelitian ini. Didukung mitra dan juga dosen-dosen dari beberapa fakultas di UKSW, saat ini sudah dibuat prototipe sistem cerdas AI Mining yang nantinya akan ditempatkan di laboratorium,” tutur Hanna.

Dalam kegiatan konsinyering, atau pengumpulan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian, dilakukan presentasi prototipe AI Mining oleh Atyanta N. Rumaksari, S.T., MBA, selaku dosen FTEK UKSW dan Hindriyanto Dwi Purnomo, Ph.D., dosen FTI UKSW. dihadapan para akademisi mahasiswa dan juga perwakilan industri yang hadir secara offline dan juga online. Dipaparkan kedua dosen tersebut bahwa dalam prototipe AI Mining terdapat 20 sensor yang dapat mengukur antara lain kualitas udara, kecepatan angin, arah angin, getaran, cahaya dan sensor lainnya.

“Data yang kita peroleh dari industri kita masukkan ke dalam suatu sistem cerdas yaitu AI Mining yang didalamnya terdapat 20 sensor kemudian dianalisis. Alat ini mempunyai self-power berupa sel surya dan juga terhubung dengan koneksi internet sehingga bisa menyajikan analisis dengan cepat,” kata Atyanta.

Baca juga: HI UKSW jadi Tuan Rumah Pertemuan Mahasiswa HI se-Indonesia

Sementara itu, Hindriyanto menandaskan bahwa data yang telah diproses oleh 20 sensor ini nantinya bisa digunakan sebagai warning system di sebuah lokasi industri.

Respons Industri

Dirut PT Semesta Eltrindo Pura, Rony Kusnohardjo, menyambut baik penelitian yang dilakukan Dr. Hanna dan tim. Penelitian ini disebutnya sebagai sebuah bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup.

“Semoga apa yang dihasilkan oleh cendekia UKSW dapat kami tampung dan wujudkan dalam bentuk yang layak sesuai dengan level industri. Semoga banyak perusahaan yang mau memakainya, sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup,” katanya.

Sementara itu, Prof. Ir. Yohanes Sardjono, APU, dari Batan menyebut penelitian ini menggunakan model pentahelix yang melibatkan lima unsur yang terdiri dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan juga media.

Baca juga: Anak Usaha Hewlett Packard Gandeng UKSW Kembangkan IoT Based Campus

“Kita juga melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, supaya mereka bisa mengembangkan idenya. Apa hubungan alat ini dengan ilmu yang dipelajarinya nantinya kita buat sebagai dokumen dalam bentuk buku,” tambahnya.

Pembantu Rektor V UKSW Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat, menyebut UKSW diberkati dengan berbagai hibah sepanjang tahun ini, salah satunya yang diperoleh Dr. Hanna Parhusip dan tim. Beliau berharap dengan dana hibah itu dapat mendukung pembuatan laboratorium AI-IOT yang sedang dalam proses penyelesaian

Rekomendasi
Berita Lainnya