SOLOPOS.COM - Ilustrasi bitcoin. (Detikinet/DWnews)

Solopos.com, JAKARTA – Ukraina telah menghabiskan US$15 juta dari sumbangan yang diterimanya dalam bentuk kripto untuk perlengkapan militer, termasuk rompi antipeluru. Mengutip Bloomberg, Senin (7/3/2022).

Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina, Alex Bornyakov mengatakan, pemerintah Ukraina mengantisipasi menggandakan U$50 juta donasi kripto sejauh ini dalam dua atau tiga hari ke depan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bornyakov mengutarakan hal tersebut pada Jumat (4/3/2022) dalam wawancara via Zoom dari lokasi yang dirahasiakan di Ukraina. Sebagian besar donasi dalam bentuk Bitcoin dan Ethereum.

Baca Juga: Sedikitnya 350 Warga Sipil di Ukraina Meninggal, Rusia Ancam Barat

Ekspedisi Mudik 2024

Kementerian yang beranggotakan 250 orang ini telah berhasil menemukan pemasok di Eropa dan AS untuk segala sesuatu mulai dari rompi, paket makanan, hingga perban dan perangkat penglihatan malam untuk tentara dalam waktu dua hari setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.

Seperti dilansir Bisnis.com, Bornyakov mengatakan sekitar 40 persen pemasok bersedia menggunakan kripto. Sisanya biasanya dibayar dengan kripto yang dikonversi menjadi euro dan dolar.

“Sementara banyak perusahaan dan pendiri startup kripto telah menyumbangkan uang, sebagian besar sumbangan berasal dari orang-orang,” kata Bornyakov, sambil mengatakan bahwa sirene serangan udara kadang-kadang mengharuskan dia untuk berlari ke tempat perlindungan bom.

Ukraina juga telah menerima sumbangan dalam bentuk Tether, Polkadot dan Solana, bahkan menerima ratusan NFT, termasuk CryptoPunk.

Baca Juga: Tuchel Kecam Fans Chelsea yang Ejek Abramovich Terkait Invasi Rusia

Kementerian tersebut dibentuk dua tahun lalu, dan bekerja untuk mengembangkan industri layanan teknologi informasi Ukraina, menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di seluruh negeri dan untuk memindahkan semua layanan pemerintah secara online.

Sebagian besar tim kementerian berusia di bawah 35 tahun, dan sebagian besar bekerja dari jarak jauh, dari dalam atau luar negeri, kata Bornyakov.

Sebelum bergabung dengan kementerian, Bornyakov belajar administrasi publik di Universitas Columbia di New York dan juga mendirikan beberapa startup, termasuk penyedia teknologi iklan dan dana investasi startup.

Tim kementerian kini telah fokus kembali untuk mendukung infrastruktur digital negara itu saat diserang, memastikan pekerjaan pemerintah tidak terganggu, kata Bornyakov.

Baca Juga: Dampak Konflik Ukraina-Rusia, Harga Makanan-Makanan Ini Rawan Naik

Mengumpulkan dan menggunakan donasi mata uang kripto juga merupakan bagian dari upayanya. Untuk mengumpulkan dana tambahan, kementerian sekarang bekerja dengan dua perusahaan yang merancang koleksi NFT yang siap diluncurkan dalam waktu kurang dari dua minggu, dan akan mengumpulkan dana untuk upaya perang Ukraina. Masih belum jelas apakah edisi NFT akan terbatas.

“Tidak ada yang siap untuk melakukan NFT militer, perang baru saja dimulai delapan hari yang lalu, mereka masih mencoba mencari cara untuk melakukan ini dalam hal desain,” katanya.

Kementerian juga belum memiliki rencana untuk menjual donasi CryptoPunk #5364. Sebagai informasi, NFT CryptoPunk terakhir dijual setahun yang lalu dengan harga sekitar 16,2 Ether, senilai lebih dari US$43.000 dalam harga saat ini. Harga CryptoPunks telah meningkat secara dramatis dalam setahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya