SOLOPOS.COM - Legislator Hamid Noor Yasin bersama tamu undangan dan warga menyebar bibit lele dalam kolam dengan teknologi bioflok di Dukuh Manukan, Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen, Minggu (21/11/2021). (Istimewa/Ibnu Indratmoko)

Solopos.com, SRAGEN — Para peternak ternak lele yang tergabung dalam Kelompok Putra Tani Kadipiro dan Kelompok Muda Karya Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Sragen, mengembangkan teknik beternak lela dengan sistem bioflok. Teknologi budidaya ikan lele tersebut dibangun dengan dana senilai Rp200 juta.

Budi daya lela dengan teknik bioflok tersebut dibangun dari bantuan legislator dari daerah pemilihan IV Jawa Tengah, Hamid Noor Yasin. Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) itu hadir sendiri dan meresmikan model budi daya lela bioflok di Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen, Minggu (21/11/2021) lalu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Bioflok merupakan salah satu teknologi budidaya ikan dengan teknis rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.

Baca juga: Budi Daya Lele Jadi Harapan Pengentasan Kemiskinan di Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen

Kepala Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen, Ibnu Indratmoko, menyampaikan dalam momentum itu juga dihadiri Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Toha Tusihadi, legislator Komisi V DPR Hamid Noor Yasin, Camat Sambirejo Didik Purwanto, dan Ketua Kelompok Tani Kadipiro Parjiyanto. Dia menerangkan sarana dan prasarana teknik bioflok itu merupakan rumah ikan grand house yang terdiri atas delapan unit kolam.

“Setiap kolam ditabur 3.000 ekor bibit lele. Bantuan bibit itu sudah termasuk bantuan pakan sampai panen dan peralatan airatornya. Di sekitar kolam juga dikembangkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti cabai, tomat, dan sayuran lainnya yang airnya diambilkan dari air kolam lele itu,” jelas Ibnu saat dihubungi Solopos.com, Selasa (23/11/2021).

Ibnu menerangkan estimasi panennya bisa menghasilkan 24 kuintal ikan lele. Dia menerangkan grand house itu menempati lahan milik warga di Dukuh Manukan RT 017, Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen, berukuran 15 meter x 13 meter. Lahan itu milik warga atas nama Paimin Adisucipto. “Di Dukuh Manukan itu ada dua kelompok ternak, yakni Kelompok Putra Tani Kadipiro dan Kelompok Muda Karya. Dua kelompok itu terhimpun dalam Kelompok Sedayu Makmur Kadipiro,” ujarnya.

Baca juga: Lele Dumbo 15 Kg ini Disebut yang Terbesar se-Kadipiro Sragen

Dengan adanya bantuan itu, Ibnu berinisiatif mengembangkan kampung lele di Kadipiro. Ibnu berencana mengampanyekan budaya gemar makan ikan untuk anak, cucu, dan keluarga agar menjadi generasi cerdas. “Gerakan itu bertujuan untuk peningkatkan gizi anak dan menekan angka stunting di Kadipiro, Sambirejo, Sragen. Angka stunting di Indonesia itu banyak karena faktor kekurangan gizi. Mudah-mudahan program bioflok dalam budidaya air tawar bisa menjadi solusi untuk masalah gizi itu,” jelasnya.

Sementara itu, legislator asal Wonogiri, Hamid Noor Yasin, berharap bantuan bioflok tersebut bisa menambah pengetahuan bagi peternak lele di Kadipiro, Sragen. Dia mengatakan budidya peternak yang awalnya tradisional bisa berubah dengan budidaya modern sehingga hasilnya juga lebih banyak. Dengan teknik bioflok ini, kata dia, angka kematian ikan bisa ditekan dan kolam tidak berbau serta limbahnya pun bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sayuran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya