SOLOPOS.COM - Ilustrasi (mythousandmilesoflife.com)

Ilustrasi (mythousandmilesoflife.com)

WONOGIRI – Warga Desa Pucung dibantu tenaga pendamping dari KMPA Giri Bahama Fakultas Geografi UMS akhir memulai pekerjaan menyedot air dari sebuah sungai di dalam Gua Suruh di desa setempat. Sebelumnya, pekerjaan sempat terhambat lantaran anggaran dari APBD belum juga turun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Persiapan penyedotan air bisa dilakukan dengan menggunakan dana sumbangan dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Tengah senilai Rp73 juta. Kepala Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Ashari, kepada Solopos.com mengatakan begitu bantuan Rp73 juta itu datang warga dan para pendamping segera bergotong royong melakukan persiapan. ”Sudah kami mulai karena khawatir musim hujan segera tiba. Kalau sudah hujan akan sulit masuk ke dalam gua. Kemarin saya dan beberapa warga harus menginap dua hari di dalam gua,” ungkap Ashari.

Dia menjelaskan bantuan dari DDII Rp73 juta tersebut hanya untuk persiapan dan pembelian sejumlah kecil material. Pihaknya tetap bergantung pada dana APBD senilai Rp165 juta untuk membeli peralatan utama menyedot air, seperti pipa. Ashari tetap berharap Pemkab secepatnya menuntaskan proses lelang agar proyek penyedotan air dari Gua Suruh kelar sebelum musim hujan tiba.

Menurut pendamping proyek ini dari KMPA Giri Bahama, Arif Jauhari, pekerjaan awal bisa dimulai setelah tersedia dana sumbangan DDII. Sebagai langkah awal, pekerjaan diawali dengan membeli sejumlah material yang dibutuhkan. Selanjutnya, warga bergotong royong mengangkut material dari jalan desa terdekat ke mulut gua yang berjarak 700 meter. Gotong royong yang dilakukan Minggu (30/9/2012) hingga kemarin tersebut, diakui Arif, cukup berat lantaran warga harus melalui jalan setapak dan naik turun perbukitan.

”Gotong royong melibatkan warga di tujuh dusun di Desa Pucung yang mengalami kekeringan, yaitu Kangkung, Gundi, Turi, Pule, Brengkut, Mijil dan Jalakan,” terang dia. Arif menambahkan warga juga dilatih cara memasuki dan melakukan penelusuran di dalam gua. Hal itu penting karena bagian dalam Gua Suruh lebih banyak didominasi dinding vertikal dengan ketinggian 11,5 meter dan 17 meter. Pelatihan tersebut menjadi modal untuk melakukan pembendungan.

Pembendungan sungai di dalam gua sendiri dilakukan agar air terkumpul dan dapat disedot. Untuk pekerjaan pembendungan dibutuhkan setidaknya 24 orang warga didampingi 12 orang pendamping dari Giri Bahama. Di sisi lain, dia mengaku masih membutuhkan dukungan berupa peralatan keselamatan kerja dan penerangan yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya