SOLOPOS.COM - Jalan refleksi batu injak di Taman Pakujoyo, Gayam, Sukoharjo. (Mariyana Ricky P.D./JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO— Taman Pakujoyo Sukoharjo merupakan ruang terbuka hijau tengah kota yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan edukasi. Lokasi tepatnya yakni di Jl. DR. Sutomo, Bangunsari, Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.

Beberapa waktu lalu taman ini cukup viral karena menggelar acara lomba memancing ikan dengan hadiah Rp6 juta. Hadir dalam kegiatan itu, Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan sejumlah pejabat serta Forkopimda Sukoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Termasuk Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri. Agus, Senin (25/7/2022), mengatakan taman tersebut memang dikonsep agar wilayah Gayam memiliki tempat hiburan keluarga.

Agus mengatakan dulunya lokasi tersebut adalah lahan kosong. Ia kemudian mengumpulkan warga dan tokoh masyarakat untuk membuat rest area lengkap dengan tamannya. “Semua setuju, dicarikan anggaran kemudian diberi nama taman Pakujoyo,” lanjut Agus.

Taman Pakujoyo berdiri sejak 2009 dan diresmikan Desember 2009 oleh bupati yang menjabat saat itu. “Sepanjang taman ada orang jualan dengan tempat legal, dikelola paguyuban, tempat dagang dibuat dengan dana sendiri,” kata Agus.]

Baca juga: Sulap Meriahkan Edukasi Anak-Anak Sukoharjo terkait Aturan Lalu Lintas

Agus mengklaim dirinya selalu berkomitmen agar masyarakat sekitar berperan aktif dalam pembangunan.

Saah satu potensi yang ada di Kelurahan Gayam yakni mengembangkan wisata dari Taman Pakujoyo yang memiliki telaga sehingga diselenggarakan lomba memancing agar dapat mengangkat perekonomian warga sekitar yang berjualan.

“Banyak yang jualan, kami sediakan lahan untuk warga berjualan sebanyak-banyaknya, sehingga mendongkrak perekonomian warga, kami tidak hanya teori saja,” tutur Agus.

Ketua dan pengelola paguyuban pedagang di Taman Pakujoyo, Supriyadi, Senin, mengatakan paguyuban telah berdiri kurang lebih lima tahun lalu. Ia mengatakan lahan tersebut tidak dikenakan pajak, baik dari pemerintah, pengelola, warga sekitar, penyewaan, maupun tiket masuk.

“Masuk mbayar tidak ada, kampung minta donatur tidak ada. Hanya sebulan sekali mengisi dana sosial untuk kas, menabung, dan arisan,” kata Supriyadi.

Baca juga: Kirab HUT ke-76 Sukoharjo, 8 Andong Angkut Forkopimda

Supriyadi menuturkan pedagang di Taman Pakujoyo adalah warga sekitar dan pendatang. Awal mulanya tempat mereka berjualan hanya dari terpal.

Namun diperbaiki karena ada kunjungan dinas dan anggota dewan yang mengimbau agar dirapikan. Dana yang digunakan untuk perbaikan lapak berasal dari pemilik usaha masing-masing.

“Paguyuban mengadakan pertemuan satu bulan sekali. Di awal bulan ada arisan, aktivitas antar pedagang tidak ada konflik karena jualannya beda-beda,” kata Supriyadi.

“Para pedagang yang merawat dan mengelola taman, karena lapak jualan mereka tidak dikenakan sewa, mereka diimbau untuk membantu merawat,” lanjut Supriyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya