SOLOPOS.COM - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mencoba platform mobil listrik nasional buatan tim Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di Fakultas Teknik UNS, Rabu (4/12/2013). (Himawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) mendapat alokasi dana untuk penelitian bagi dosen di lingkungan UNS senilai Rp35,5 miliar pada 2014. Dana tersebut meningkat 20% ketimbang 2013.

Kepala LPPM UNS, Darsono, mengatakan sumber dana penelitian tersebut berasal dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) senilai Rp5,9 miliar, dana skim desentralisasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) senilai Rp7 miliar, dan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) UNS senilai Rp18,9 miliar.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Selain itu, pihaknya juga menerima dana skim untuk pengembangan mobil listrik nasional (molinas) senilai Rp1,7 miliar dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan dana dari Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) dari Departemen Keuangan senilai Rp2 miliar. Tiga sumber dana selain BOPTN dan PNBP sudah bisa dipastikan sedangkan dana BOPTN dan PNBP masih menunggu persetujuan dari UNS. “Saat ini kami sedang menyusun rancangan buku anggaran penelitian. Baru pengalokasian pagunya dan belum diajukan,” jelas Darsono kepada wartawan di LPMM UNS, Kamis (5/12/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Pengajuan dana tersebut direncanakan Januari 2014. Diperkirakan proses seleksi dilaksanakan pada Februari selanjutnya kontrak pada Maret beserta pelaksanaannya. Dana dari LPDB tersebut, lanjutnya, untuk memperkuat program mobil listrik nasional. “UNS menjadi salah satu dari lima PTN yang mengembangkan molinas,” ucapnya.

Darsono mengatakan peningkatan alokasi dana penelitian tersebut seiring dengan adanya peningkatan dana BOPTN dan PNBP yang diperoleh UNS dari Kemendikbud. Menurutnya, setiap tahun selalu ada peningkatan alokasi dana penelitian 20%. Menurutnya, skala kegiatan di UNS yang terus mengalami peningkatan akan berdampak pada peningkatan BOPTN. “Kalau BOPTN-nya meningkat otomatis dana penelitian sekitar 10%-nya juga meningkat,” imbuhnya.

Setiap tahun, pihaknya menerima rata-rata 1.000-an pengajuan proposal penelitian dari dosen  di UNS. Tahun ini, sekitar 890 penelitian yang dibiayai dari dana tersebut sedangkan dari BOPTN mengkaver sebanyak 508 penelitian. “Dari 1.600 dosen di UNS setiap tahun ada 80% sampai 90% yang melakukan penelitian. Kami berharap dengan peningkatan dana, jumlah penelitian semakin banyak dan kualitasnya semakin baik,” lanjut pria berkacamata tersebut.

Menurutnya, dana penelitian tersebut kemungkinan masih bisa bertambah. Pihaknya terus berupaya mencari bantuan dana untuk mendukung program penelitian di UNS. “Pasti akan bertambah. Kami mencari dana-dana untuk mendukung penelitian tapi payungnya tetap Kemendikbud,” terangnya.

Sementara itu, Pembantu Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UNS, Jamal Wiwoho, mengatakan pihaknya menerima alokasi dana BOPTN dari Kemendikbud senilai Rp46 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12,84% dialokasikan untuk dana penelitian. “Ketentuannya memang seperti itu, tapi kemungkinan bisa lebih besar untuk 2014,” jelasnya.

Dosen Fakultas Hukum UNS tersebut mengatakan dana tersebut belum diuraikan secara rinci oleh Rektor UNS beserta pejabat yang bersangkutan. “Masih akan diuraikan lagi dana Rp46 miliar tersebut untuk apa saja,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya