SOLOPOS.COM - Warga berlalu-lalang di pelataran RSUD Sukoharjo, Senin (14/4/2014). (JIBI/Solopos/Iskandar)

Solopos.com, SUKOHARJO–Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya berharap RSUD Sukoharjo menghentikan dana pengeluaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo jika dana untuk pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) menipis. Karena jika dipaksakan beban kebutuhan anggaran dinilai sangat besar.

Terkait itu pihaknya akan mengevaluasi persoalan ini guna mengetahui kebutuhan sebenarnya. “Sampai sekarang saya belum mendapatkan laporan resmi dari RSUD terkait kondisi tersebut. Pihaknya baru mengetahui ada informasi melalui media massa,” ujar dia ketika ditemui wartawan seusai melakukan inspeksi mendadak pelaksanaan ujian nasional (UN) di SMAN 1 dan SMK Bina Patria 1 Sukoharjo, Senin (14/4/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia pihaknya akan akan melihat situasi dan kondisi terakhir di RSUD. Jika ada kebutuhan mendesak, Wardiyo tetap meminta agar pelayanan tetap berjalan dengan memakai skala prioritas khususnya pasien dengan penyakit kronis.

Karena itu Bupati meminta kepada RSUD segera memberikan laporan resmi secepatnya. Dikhawatirkan kondisi dana yang semakin menipis bisa menganggu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Padahal kesehatan masuk bagian dari program kerja daerah.

Meyinggung soal dana, Bupati menyatakan pihaknya sebenarnya telah memberikan anggaran cukup besar yakni Rp4 miliar melalui APBD 2014. Tapi kenyataanya sampai di tengah jalan sudah menipis dan kemungkinan besar tidak bisa memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun.

“Paling penting sekarang saya minta data antara 2013 dan 2014 ini sebagai pembanding, kenapa anggaran Rp4 miliar bisa habis di tengah jalan. Sekarang saya belum bisa bicara banyak karena belum ada data resmi dari RSUD Sukoharjo,” kata dia.

Ditanya soal permintaan RSUD mengajukan pencairan dana mendahului anggaran, Wardoyo mengatakan tidak mudah. Karena harus dihitung degan matang serta perencanaan terinci sehingga tak terjadi masalah di kemudian hari. “Paling cepat menunggu anggaran perubahan, nomalnya seperti itu, tapi ditunggu saja nanti,” ungkap dia.

Secara terpisah Direktur Utama (Dirut) RSUD Sukoharjo, Gani Suharto didampingi tiga stafnya beberapa waktu lalu mengatakan persediaan dana Jamkesda di RSUD Sukoharjo mulai menipis. Gelontoran dana dari APBD 2014 senilai Rp4 miliar, kini tinggal kira-kira Rp400 juta. Diperkirakan, sisa anggaran itu hanya mampu mengkover pelayanan Jamkesda hingga Mei.

Menyusul penerapan program Jaminan Kesejahan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelengga Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, angka pelayanan kesehatan pemegang kartu Jamkesda cenderung meningkat. Hal ini, papar dia, mengindikasikan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan turut meningkat.

Akibatnya anggaran pelayanan kesehatan pemegang Jamkesda juga turut terkuras. Bahkan, dari Rp4 miliar dana yang disediakan, penggunaan dana Jamkesda sudah mencapai Rp 3,6 miliar dalam kurun waktu tiga bulan pertama ini.

“Dulu pelayanan Jamkesda sekitar Rp500 juta per bulan, sekarang bisa mencapai Rp900 juta,” papar dia saat ditemui wartawan diruang kerjanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya