SOLOPOS.COM - Deklarasi Sura Bulan Kebudayaan, Selasa (28/10/2014). Sesuai temuan BPK kegiatan ini ada kesalahan administrasi dan diminta mengembalikan Rp50 juta. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Dana hibah Solo, komite museum Radya Pustaka mempertanyakan pengembalian dana hibah.

Solopos.com, SOLO–Komite Museum Radya Pustaka mempertanyakan pengembalian dana hibah yang dianggap bermasalah. Pengurus museum tertua di Indonesia tersebut mengaku tidak pernah diberi tahu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo bahwa penggunaan dana di luar operasional rutin keliru.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami belum pernah diajak omong-omong, tiba-tiba kami disuruh mengembalikan dana hibah. Teknisnya bagaimana. Persoalannya di sebelah mana. Kami harus tahu dulu seperti apa sebelum disuruh mengembalikan dana hibah bermasalah,” jelas S.T. Wiyono, Anggota Komite Museum Radya Pustaka, saat dihubungi Solopos.com, Senin (23/11/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Wiyono mengemukakan sesaat sebelum penyelenggaraan rangkaian kegiatan yang digelar bertepatan dengan gerakan budaya Sura Bulan Kebudayaan (SBK) pada Oktober lalu, pihaknya tidak mendapat peringatan penggunaan dana hibah dari dinas terkait.

“Sebelumnya kami ketemu sebelum kegiatan [SBK] tidak ada peringatan apa-apa. Tidak ada persoalan yang disampaikan dinas [Disbudpar],” katanya.

Disinggung soal dugaan penyalahgunaan dana hibah untuk SBK, Wiyono menengarai kesalahan penggunaan dana disoal sejak penyelenggaraan gerakan kebudayaan kolektif yang digagas seniman dan budayawan untuk memberikan makna pada bulan Sura tersebut pada 2014 lalu.

“Yang disoal itu SBK 2014 lalu. Waktu itu kami memberikan dana bantuan sekitar Rp40 juta-Rp50 juta untuk mendukung acara sebulan. Sedangkan SBK 2015, pihak komite sendiri yang menalangi dengan total anggaran untuk kegiatan selama satu bulan Rp15 juta. Sampai sekarang kami belum mengambil duitnya [dari dana hibah],” beber dia.

Menurut Wiyono, Komite Museum Radya Pustaka akan membicarakan dana hibah bermasalah bersama Disbudpar Solo, Selasa (24/11/2015) siang.

“Sudah ada beberapa teman yang menghubungi mau membantu urunan untuk museum. Prinsip kami siap mengembalikan kalau benar ada kesalahan penggunaan,” jelas dia.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Solo, Eny Tyasni Suzana, belum bisa dimintai konfirmasi terkait penyalahgunaan dana hibah oleh Komite Museum Radya Pustaka. Sejumlah anggota staf, menyebutkan Eny tidak di kantor karena melawat saudaranya yang meninggal dunia di luar kota. Saat dihubungi lewat pesan singkat dan telepon, yang bersangkutan tidak menjawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya