SOLOPOS.COM - GKR Wandansari (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris N)

GKR Wandansari (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris N)

SOLO — Geram karena bantuan dana hibah dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Pemkot Solo tak kunjung cair, Keraton Solo mengajukan dana bantuan ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation). Keputusan keraton mengajukan bantuan ke lembaga di bawah naungan PBB demi kelestarian keraton.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya lagi menyusun dan sebagian sudah kita ajukan ke UNESCO. Kalau pemerintah sendiri enggak mau peduli, ya siapa lagi yang mau melestarikan keberlangsungan keraton,” ujar Pengageng Sasana Wilapa, Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah, atau sering disapa Mbak Moeng, saat ditemui wartawan, di kawasan keraton, Selasa (12/3/2013).

Moeng menegaskan Keraton Solo selama ini mempunyai andil besar terhadap pemerintah. Namun keberadaan keraton, kata Moeng, seolah tidak dihargai. Hal itu diketahui dari keengganan pemerintah mengucurkan dana hibah kepada keraton.

“Jika keberadaan keraton sudah dikuasai pemerintah tanpa diberi imbalan apa-apa ya enggak bisa. Saya mempunyai kewajiban dan tanggungjawab menjaga keraton. Saya menjadi Pengageng Sasana Wilapa yang ditugaskan trah Pakubuwono (PB) II-PB XIII, kalau keraton enggak diperhatikan dari sekarang terus kapan lagi?,” terang Moeng.

Perjuangan Moeng untuk menjaga kelestarian telah disampaikan dalam beberapa forum dan rapat di DPR RI. Dirinya menyuarakan kepada pemerintah supaya memerhatikan keberadaan keraton. Sebab, dia menyakini bahwa kemerdekaan Republik Indonesia atas andil besar dari keraton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya