SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Penggunaan dana desa di Desa Wukirsari paling banyak masih dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur fisik

Harianjogja.com, BANTUL -Penggunaan dana desa di Desa Wukirsari paling banyak masih dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur fisik. Anggaran hingga Rp1,09 miliar dimanfaatkan untuk pembangunan fisik infrastruktur ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Desa Wukirsari menerima gelontoran Dana Desa sebanyak Rp1,3 miliar untuk tahun ini. Agus Basuki Tapip, Kaur Umum Desa Wukirsari mengatakan jumlah yang diterima kali ini lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,4 miliar. “Berkurang sekitar Rp200-an juta,” katanya kepada Harianjogja.com, Senin (12/4/2018).

Untuk penggunaannya sendiri, tahun ini sendiri polanya masih sama yakni didominasi dengan pembangunan fisik dibandingkan pemberdayaan masyarakat.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menjelaskan beberapa program sudah berjalan meskipun pencairan dananya sendiri masih dalam proses. Setidaknya 20% dari dana tersebut akan diterima dalam tahap pertama dalam waktu dekat.

Dalam perencanaan yang telah dianggarkan, jumlah yang paling banyak memang masih berupa pelaksanaan pembangunan fisik hingga lebih dari Rp1 miliar.

Penggunaannya dibagi antara lain untuk pembangunan pasar kuliner, drainase, serta jalan desa. Dari anggaran fisik itu, paling juga dianggarkan untuk pembangunan jalan desa hingga Rp392 juta.

Agus menerangkan hal ini dikarenakan memang banyak jalan desa yang masih belum layak di seluruh pedukuhan di Wukirsari.

Jumlah tersebut juga dibagi rata untuk 16 dusun di Wukirsari untuk membangun jalan yang dibutuhkan. Hampir semua dusun mengajukan pembangunan jalan berupa cor beton atau pavling blok.

Beberapa di antaranya sebenarnya sudah pernah dibangun dengan dana swadaya masyarakat namun dengan kualitas yang terbatas. Pembangunan atau peningkatan kualitas kali ini dilakukan disesuaikan dengan kualitas yang sesuai disyaratkan.

Meski hasilnya memang tidak maksimal karena per dusun mendapatkan anggaran yang terbatas, Agus mengatakan pembagian secara merata di semua dusun penting dilakukan agar tidak ada protes yang dilontarkan masyarakat.

“Biarpun akhirnya hanya bisa sedikit, tidak masalah, meskipun PU [Dinas Pekerjaan Umum] mintanya sisan panjang,” tambahnya.

Sedangkan kebutuhan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat hanya mendapatkan alokasi dana sebesar Rp210 juta. Kegiatan tersebut salah satunya ditujukan bagi kelompok tani, PKK, karang taruna, dll. Kemudian untuk pembinaan seperti sosialisasi kesehatan ibu hamil, pendidikan usia dini, dan kerohanian.

Sebelumnya, Bupati Bantul, Suharsono mengatakan jika jumlah alokasi Dana Desa di Bantul tahun ini lebih tinggi Rp4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Bantul menerima Rp81 miliar dana tersebut dari pemerintah desa.

Namun, ia mengakui jika peningkatan tahun ini dibarengi dengan kekhawatiran akan penyelewangan dana tersebut. “Anggaran semakin besar dikhawatirkan banyak penyelewangan karena ketidaktahuan kepala desa,” katanya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya