SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Dana desa Klaten yang diduga diselewengkan membuat Kades Barukan, Manisrenggo, didesak mundur. Bahkan sempat muncul dugaan asusila.

Solopos.com, KLATEN — Kepala Desa (Kades) Barukan, Marsudi, membantah keras telah menyelewengkan dana dan terlibat tindakan asusila sebagaimana yang disuarakan Tim Peduli Barukan. Sebaliknya, tudingan yang tidak berdasar tersebut dinilai sarat muatan politis yang bertujuan ingin menggulingkan Marsudi dari jabatan Kades.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan Marsudi, saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (19/3/2016). Sejauh ini, Marsudi mengklaim sudah menjalankan tugasnya sebagai seorang kades sesuai peraturan yang berlaku.

“Sebanyak 99 persen orang-orang yang tergabung dalam Tim Peduli Barukan merupakan lawan politik di pilihan kepala desa [pilkades] tiga tahun lalu. Saya pribadi tidak pernah melakukan apa yang mereka tudingkan. Saya sangat menyayangkan adanya aduan itu. Tapi, saya percaya pada Alloh SWT jauh lebih adil. Silakan saja kalau diadukan ke penyidik, kapan pun dan di mana pun, saya siap menjelaskannya,” katanya.

Marsudi mengatakan aduan yang dilakukan Tim Peduli Barukan tak mempengaruhi kinerja pemdes setempat. Seluruh aparat desa tetap melayani masyarakat setempat.

“Secara legal formal, saya dan pemdes tak mengetahui Tim Peduli Barukan. Saya tidak mengetahui struktur kepengurusannya seperti apa? Kapan dibentuk? fungsinya apa? Kenapa tim ini baru muncul akhir-akhir ini? Selama ini saya merasa tak bersalah kenapa harus diancam dengan disuruh mengundurkan diri. Saya siap berdialog dengan tim itu kalau memang diinginkan,” katanya.

Marsudi menjabat sebagai seorang kades sejak tiga tahun yang lalu. Kala itu, Marsudi mengalahkan rivalnya, Sriyono. Dari 2.000-an pemilih, 1.168 warga memilih Marsudi sebagai kades. Sedangkan 900-an warga lainnya memilih Sriyono sebagai kades.

“Saya waktu itu menang dengan selisih 160-an suara. Di sini, saya tidak akan dendam dengan siapa pun. Saya juga tidak akan menuntut balik terhadap orang-orang yang telah menuding saya,” katanya.

Hal senada dijelaskan istri Marsudi, yakni Mamik Riyani. Sebagai seorang suami Marsudi, dirinya tak mempercayai seluruh tudingan Tim Peduli Barukan yang dialamatkan ke suaminya. “Saya yakin itu tidak benar. Saya juga tak minder dengan tudingan ini,” katanya.

Sebelumnya, sejumlah warga yang tergabung dalam Tim Peduli Barukan mendesak Marsudi mundur dari jabatannya karena diduga terlibat penyelewengan dana desa 2015 dan terlibat tindak asusila. Selain mendatangi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Tim Peduli Barukan juga mengadukan dugaan tersebut ke Polres Klaten dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Jumat (18/3/2016).

“Soal bukti-bukti penyimpangan sudah kami sampaikan [ke pemkab, polres, dan kejari],” kata Sekretaris Tim Peduli Barukan, Teguh Imam Maliki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya