SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Dana desa digunakan pemerintah desa untuk berbagai keperluan yang bermanfaat bagi warga. Baik berupa pembangunan infrastruktur, mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), hingga membuat objek wisata yang menguntungkan bagi warga.

Seperti halnya pemanfaatan dana desa di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dana desa yang diperoleh Desa Sepakung dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi wisata yang ada, salah satunya membangun Wahana Ondo Langit di kawasan objek wisata Gumuk Reco.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wahana Ondo Langit merupakan wahana wisata adrenalin sekaligus menyajikan panorama alam yang indah. Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati sensasi menaiki tebing curam setinggi 45 meter dan menikmati pemandangan alam dari lereng tebing.

“Wahana Ondo Langit sekarang jadi unggulan di desa kami. Setiap hari, wahana ini tidak pernah sepi. Pada akhir pekan saja, pengunjung bisa mengantre ratusan orang untuk menunggu giliran menaiki wahana ini,” kata Kepala Desa Sepakung, Ahmat Nuri, Kamis (11/4).

Selain Wahana Ondo Langit, Desa Sepakung memiliki objek wisata lain yang Bumdes Mandiri Jaya, seperti Cemoro Sewu, Air Terjun Gua Semar, Bumi Perkemahan Balong, wahana Sunset dan Sunres di Dusung Pager Gedog dan lain-lain.

Wisatawan tengah menjajal Wahana Ondo Langit di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

“Kami mengembangkan objek wisata dengan memanfaatkan dana desa. Selain itu juga ada bantuan dari Pemkab Semarang dan Pemprov Jateng untuk peningkatan infrastruktur,” ujar Ahmat.

Pemanfaatan dana desa untuk optimalisasi potensi wisata, lanjut Ahmat, ternyata berdampak signifikan. Selain membuat desa semakin terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, pendapatan desa dari wisata juga meningkat drastis.

“Untuk wisata Gumuk Reco dengan wahana Ondo Langitnya saja bisa menghasilkan Rp50-60 juta per bulan. Kalau ditotal dengan wahana-wahana wisata lainnya, pemasukan ke desa bisa mencapai ratusan juta per bulannya,” paparnya.

Hal itu tentu saja membuat kesejateraan masyarakat desa semakin meningkat. Dengan ramainya wisatawan, maka perekonomian masyarakat dapat bergerak.

“Selain itu, APBDes kami juga meningkat, dari semula Rp1,5 miliar di tahun 2015 kini menjadi Rp2,1 miliar di tahun 2019,” ujarnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan jika tahun ini provinsinya menjadi penerima dana desa terbesar di Indonesia. Pada tahun 2019, dana desa yang digelontorkan untuk 7.809 desa di Jateng mencapai Rp7,8 triliun atau naik sekitar 17,1% dari dana desa tahun 2018, yakni Rp6,74 triliun.

Menurut Ganjar, dana desa diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk pemerataan kemajuan Indonesia. Dengan dana desa tersebut, diharapkan desa-desa dapat maju dan berkembang.

“Pemerintah hanya memfasilitasi, pengguna dana desa yang bekerja. Tolong penggunaan dana desa benar-benar sesuai program, transparan, akuntabel dan bermanfaat,” ujar Ganjar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya