SOLOPOS.COM - ilustrasi bantuan sosial tunai. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Dinas Sosial (Dinsos) Kota Solo menyesalkan pernyataan LSM Lapaan RI yang menyebut ada selisih antara alokasi dan penggunaan dana bansos Covid-19 tanpa klarifikasi terlebih dahulu.

Kepala Bidang Pemberdayaan Fakir Miskin (PFM) Dinas Sosial (Dinsos) Solo, Dian Rineta, saat dihubungi Solopos.com, Senin (6/9/2021), meminta pihak yang mengaku membayar lebih murah untuk sembako serupa paket bansos APBD Solo 2021 agar secara resmi meminta klarifikasi ke dinas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan begitu Dinsos bisa memberikan penjelasan terkait pengadaan sembako untuk bansos APBD Solo 2021. “Ya kalau bisa, kalau mau konfirmasi seperti itu dia harus bisa menyajikan harga masing-masing item itu berapa, belinya di mana. Misalnya beras, dia dapat harga berapa, belinya di mana, harus jelas,” terangnya.

Baca Juga: Berisik sampai Dini Hari, 60 Motor Berknalpot Brong Disita Polisi di Solo

Dian menjelaskan setiap pembelanjaan yang bersumber dari dana APBD termasuk bansos warga terdampak pandemi Covid-19 di Solo dikenakan PPN dan PPH. Tapi ia tidak mau memerinci persentasenya dengan alasan berbahaya.

“Mohon maaf kalau seperti ini sebaiknya tertulis, karena ini kan laporan masalah harga, sangat berbahaya kalau saya jawab seperti ini. Lebih baik tertulis,” tuturnya.

Penyedia Barang

Menurut Dian, kendati anggaran per paket bantuan dialokasikan Rp250.000, tapi realisasinya tidak segitu. Sebelumnya Sekda Solo, Ahyani, sudah menyatakan nilai bantuan sekitar Rp240.000 per paket.

Baca Juga: Nekat Gelar Hajatan di Rumah, 3 Warga Solo Didatangi Satpol PP

“Pak Sekda menyampaikan nilai bantuan tidak Rp250.000, tapi Rp240.000. Itu lebih kurang lagi sebenarnya,” urainya.

Terpisah, penyedia barang untuk paket sembako bansos warga terdampak Covid-19 Kota Solo, Kriswanto, saat dihubungi, Senin, mengatakan selisih harga Rp37.580 per paket kemungkinan dari PPH dan PPN 12 persen. Perinciannya, PPN 10 persen dan PPK 2 persen.

“Itu mungkin kayak PPH dan PPN-nya masuk. Itu kan ada 12 persen ya. 10 persen untuk PPN dan 2 persen PPH. PPN sebesar Rp25.000, dan PPH Rp5.000. Jadi total pajak PPN dan PPH per paket Rp30.000-an,” terangnya.

Baca Juga: Giliran Poster Tempel Kritik Pemerintah Marak di Solo, Begini Isi Tulisannya

Kriswanto menjelaskan pengguna anggaran bansos warga terdampak pandemi Covid-19 dari APBD Solo 2021 yaitu Dinas Sosial (Dinsos) Solo. Sedangkan ia hanya pihak yang diminta Pemkot Solo untuk menyediakan barang.

Mendapat Sorotan

Tapi tidak semua barang itu darinya. “Saya selaku yang dipesani barang, untuk menyediakan barang. Jumlahnya sekitar 60.000-an. Tapi tidak semua barang memang ke saya. Ada yang dari suplier lain. Jadi saya tak bisa kasih data. Saya cuma penyedia barang,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, penyaluran bansos untuk masyarakat terkena dampak pandemi Covid-19 yang bersumber dari APBD Solo 2021 mendapat sorotan.

Baca Juga: Boleh Makan di Tempat, Solo Grand Mall Batasi Maksimal 30 Menit

Alasannya, harga satu paket bantuan tersebut ditengarai hanya Rp212.420. Padahal nilai bantuan yang disepakati antara eksekutif dan legislatif Solo nilainya Rp250.000 per paket.

Artinya terjadi selisih hingga Rp37.580 per paket bantuan tersebut. Informasi tersebut disampaikan Ketua LSM Lapaan RI, BRM Kusumo Putro, saat ditemui wartawan, Senin (6/9/2021) sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya