SOLOPOS.COM - Ilustrasi buruh pabrik di Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Boyolali menyebutkan ada tujuh perusahaan di Kabupaten Boyolali yang harus merumahkan karyawannya karena dampak wabah corona.

Total ada lebih dari 4.000 karyawan yang dirumahkan. Ketua Apindo Boyolali, Imam Bahri, mengatakan wabah Covid-19 berdampak signifikan terutama pada perusahaan padat karya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya dia mengatakan sejak mewabahnya Covid-19, kegiatan produksi sejumlah perusahaan terganggu.

"Kami sudah melakukan pertemuan dengan pengurus Apindo. Ada tujuh perusahaan yang merumahkan karyawannya. Mereka perusahaan padat karya. Rata-rata produksi garmen atau tekstil," kata dia kepda Solopos.com, Senin (6/4/2020).

Dewas RSUD dr Moewardi Solo: Hasil Tes Swab Pasien Corona Kelamaan Bikin Ruang Isolasi Penuh

Ketujuh perusahaan yang merumahkan karyawan terkena dampak wabah corona di Boyolali tersebut adalah PT Jesy Jason Surya Wibowo, PT Sarana Cipta Busana. Juga PT Hasasi International, PT Hansoll Indo Java, PT Mega Tama Globalindo, PT Samkyung Jaya Busana, dan PT Pearland.

Dia tidak menyebutkan secara terperinci jumlah karyawan yang dirumahkan dari masing-masing perusahaan itu. Namun secara total dia mengatakan ada 4.270 karyawan.

"Bahasanya bukan PHK, tapi dirumahkan. Jadi karena perusahaan mengalami kesulitan order, mereka kemudian merumahkan karyawan. Informasi yang kami dapat dari masing-masing HRD perusahaan, karyawan dirumahkan sementara, kalau kondisi sudah normal bisa bekerja kembali," kata dia.

Laporkan Pengeroyokan, Kades Karangtengah Wonogiri Yakin Lolos Jeratan Pasal Perzinaan

Dia menjelaskan PT Jesy Jason Surya Wibowo merumahkan karyawan mulai 12 April. PT Sarana Cipta Busana mulai 27 Maret, PT Hasasi International mulai 23 Maret, dan PT Hansoll Indo Java mulai 1 April.

PT Mega Tama Globalindo merumahkan karyawan mulai 16 Maret. PT Samkyung Jaya Busana mulai 6 April dan PT Pearland mulai 6 April.

Sektor Perhotelan Tak Luput Kena Dampak

Melihat dampak wabah corona kepada perusahaan di Boyolali itu, Apindo Boyolali akan menyampaikan beberapa hal kepada pemerintah. Di antaranya meminta penundaan pembayaran BPJS baik Ketenagakerjaan maupun Kesehatan.

"Otomatis dengan perusahaan yang merumahkan karyawan tentu keberatan dengan adanya situasi Covid-19 ini. Dampaknya luar biasa untuk sektor padat karya," lanjut dia.

Permintaan lainnya adalah penundaan pembayaran listrik, pemberian subsidi untuk karyawan yang dirumahkan dan sebagainya.

Konsorsium Ristek Covid-19: Siapkan Tenaga Ahli hingga Alat Rapid Test

"Kami baru melakukan pertemuan dengan pengurus pada Sabtu [4/4/2020] sore. Usulan tadi baru kami siapkan draf, kemudian akan kami sampaikan ke Pemkab Boyolali dan Pemprov Jawa Tengah," terang dia.

Selain perusahaan, dampak wabah corona di Boyolali juga dirasakan sektor perhotelan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Boyolali, Heni Lestari Dwi Fitriyanti, mengatakan okupansi hotel menurun drastis.

"Jika biasanya okupansi bisa mencapai 70% kemudian sekarang hanya dapat 10%, untuk operasional berat. Tetap ada yang merumahkan karyawan. Kami saja merumahkan karyawan. Sekitar 20% karyawan kami rumahkan," kata pemilik Hotel Boyolali Indah tersebut.

(Bayu Jatmiko Adi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya