SOLOPOS.COM - Pohon di Jl. Slamet Riyadi Solo dipasangi alat penyangga oleh BPBD Solo untuk mengantisipasi agar tidak tumbang, Selasa (20/2/2018). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Belasan pohon di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Solo rawan tumbang karena akar di permukaan tanah.

Solopos.com, SOLO – Sedikitnya 17 pohon di Jl. Slamet Riyadi Solo ruas perempatan Gendengan-perempatan Sami Luwes dinilai masuk kategori rawan tumbang setelah terdampak proyek perbaikan drainase dan city walk jalan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Tim Pengkaji Pohon dan Lanskap Kota Solo, Ginda Ferachtriawan, mengatakan ada 17 pohon besar di Jl. Slamet Riyadi Solo yang kini sebagian akarnya menjadi berada di atas permukaan tanah karena terdampak pelaksanaan proyek perbaikan drainase dan city walk.

Tim mengusulkan agar pohon tersebut dipindah ke tempat lain agar bisa tetap tumbuh atau hidup. Berdasarkan informasi yang dia peroleh, Ginda menyebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo telah berencana memindah pohon ke area ring road Mojosongo.

“Saran kami pohon-pohon tersebut dipindah ke tempat lain, tapi kalau bisa lebih baik dipertahankan saja di lokasi tersebut dengan syarat diberikan penanganan intensif. Yang jelas, tim mengusulkan agar pohon jangan ditebang,” kata Ginda saat dimintai informasi  terkait kondisi pohon di Jl. Slamet Riyadi pascaproyek perbaikan drainase oleh DPUPR Solo, Selasa (20/2/2018).

Sementara itu, berdasarkan pantauan , Selasa siang, salah satu pohon di Jl. Slamet Riyadi depan Museum Radya Pustaka yang akarnya telah berada di atas permukaan tanah telah dipasangi cagak besi.

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Solo, Eko Prajudhy Noor Aly, memastikan cagak besi dipasang oleh petugas BPBD. Dia menceritakan belum lama ini mendapat mandat dari Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo untuk memasang cagak pada salah satu batang pohon di Jl. Slamet Riyadi yang kini rawat tumbang setelah akarnya berada di atas permukaan tanah.

“Betul itu pekerjaan BPBD atas perintah langsung Pak Wali. Saya diutus untuk membuat satu penyangga dulu untuk contoh sementara. Saya masih tunggu kritik atau saran selanjutnya dari Pak Wali. Misal Pak Wali kurang cocok dengan model penyangga itu, ya kami lepas lagi atau direvisi,” kata Eko saat diwawancarai, Selasa.

Eko menyampaikan jika Pak Wali cocok dengan pemasangan cagak besi yang melingkari batang pohon tersebut, BPBD bakal membuat cagak baru untuk dipasang ke pohon lainnya. Dia menyebut, BPBD bakal memasang cagak pada pohon tertentu saja, yakni yang akarnya sudah berada di atas permukaan tanah setelah terdampak proyek perbikan drainase dan city walk Jl. Slamet Riyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya