SOLOPOS.COM - Sejumlah kios di dalam Pasar Kota Sragen tutup lantaran terkena dampak kebijakan PPKM darurat, Kamis (15/7/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sekitar 100 kios Pasar Kota Sragen tutup sebagai dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat serta penyekatan jalan kota Sragen.

Para pedagang mengeluh dagangan mereka tidak laku lantaran pelanggan dari luar Sragen tidak bisa masuk. Para pedagang Pasar Kota Sragen memohon kebaikan hati Pemkab supaya meringankan beban retribusi yang memberatkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Kerukunan Pedagang dalam Pasar Kota Sragen (KPPKS) Ratman Doyok saat ditemui Solopos.com di lapak los pinggir Jl WR Supratman bagian Selatan Pasar Kota Sragen, Kamis (15/7/2021), menunjukkan hasil penjualan sprei senilai Rp65.000.

Meskipun laku Rp65.000, untung yang ia peroleh hanya Rp2.000. Ratman hanya bisa mengelus dada dengan situasi ekonomi Pasar Kota Sragen selama PPKM darurat.

Baca Juga: Meninggal Dalam Laka Mobil Polisi Vs KA Brantas, Pelda Eka Dijadikan Nama Jalan di Sragen

“Para pelanggan untuk masuk Kota Sragen saja dibuat takut karena penyekatan jalan. Pelanggan takut bingung karena tidak hafal rute dan takut tertangkap aparat lalu dikenai sanksi,” ujar Ratman.

Ratman menambahkan Pasar Kota berada di jantung Kota Sragen, tepatnya Jl Raya Sukowati. Kalau jalannya ditutup siang hingga malam hari tentunya tidak akan ada orang yang ke pasar. “Pasar jadi sepi dan banyak pedagang yang memilih menutup kios mereka,” ujarnya.

Ketua KPPKS Sragen, Mario, mengatakan kondisi Pasar Kota Sragen sangat terdampak terhadap diberlakukannya PPKM darurat, apalagi dengan adanya penutupan akses ke Jl Raya Sukowati Sragen.

Baca Juga: Kasus Baliho Kontroversial, Bupati Sragen Pastikan Kades Jenar Dapat Sanksi

Beban Retribusi

Mario menerima banyak keluhan dari para pedagang Pasar Kota Sragen. Ia mencatat sudah ada 100-an kios yang tutup karena dagangannya tidak laku. Kalau kebijakan ini terus dilakukan, Mario khawatir akan banyak pedagang yang tutup.

Mario memohon kepada Pemkab Sragen supaya meringankan beban retribusi pedagang. KPPKS sudah berkirim surat ke Bupati Sragen supaya retribusi diringankan.

Kalau tidak ada respons, Mario bersama para pedagang lainnya akan mendatangi Bupati Sragen untuk menanyakan tindak lanjutnya. Mario mempertanyakan penutupan jalan yang hanya di dalam kota.

Baca Juga: Maskermu Melindungiku, Gerakan Memakai Masker Dobel Bergema dari Sragen

“Apakah Covid-19 itu hanya ada di dalam kota sementara lokasi lain yang ramai tidak ditutup karena tidak ada Covid-19,” celetuk Mario.

Pada sisi lain, Mario mengatakan ia dan pengurus KPPKS lainnya sudah bekerja maksimal menjadi corong Pemkab Sragen untuk sosialisasi PPKM darurat, protokol kesehatan, dan seterusnya di lingkungan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya