SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintasi jalan Masaran-Plupuh yang penuh debu dan kerikil, tepatnya tak jauh dari Gardu Induk PLN Masaran, Sragen, Selasa (26/5/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Dampak musim kemarau bikin jalan berdebu sehingga mengganggu pernapasan warga.

Solopos.com, SRAGEN — Warga yang tinggal di sepanjang jalan Masaran-Plupuh, Sragen, mengeluhkan debu jalanan yang mengganggu pernapasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengamatan di lokasi, debu akan beterbangan ketika jalan dilintasi kendaraan. Debu yang beterbangan itu membuat teras dan halaman rumah warga kotor. Debu juga menghiasi dedaunan tanaman yang tumbuh di kanan dan kiri jalan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Rumah saya selalu kotor. Kadang sampai bosan membersihkan. Belum ada satu jam setelah dibersihkan, pasti sudah kotor lagi,” terang Hastuti, 35, warga Desa Masaran saat ditemui di lokasi, Rabu (27/5/2015).

Selain membuat rumah cepat kotor, debu beterbangan itu juga mengganggu pernapasan. Dia mengaku tidak betah berlama-lama di halaman rumah karena banyaknya debu yang beterbangan. Debu itu bisa membuatnya sesak napas dan batuk-batuk.

“Saya terus terang kasihan dengan para tetangga saya yang memiliki anak kecil. Saya yang sudah dewasa saja merasa terganggu pernapasannya apalagi masih bayi atau balita,” kata dia.

Sapto, 40, warga lain mengatakan setiap hari dirinya harus menyirami halaman rumahnya supaya debu tidak beterbangan. Dia mengaku amat terganggu dengan debu-debu yang beterbangan itu.

Pasalnya, sejak banyak debu beterbangan, toko bambu miliknya cenderung sepi pembeli. “Ini baru toko bambu, belum warung makan. Kalau banyak debu beterbangan, orang tidak mungkin betah berlama-lama di warung makan di pinggir jalan ini,” jelasnya.

Pada awalnya Sapto mengaku sempat mengalami gangguan pernapasan karena banyak menghirup debu jalanan. Namun, lambat laun, dia sudah terbiasa dengan debu itu.

“Debu jalanan itu muncul karena kondisi jalan yang rusak tidak lekas diperbaiki. Kondisi ini sudah hampir lima tahun. Saat musim hujan, permukaan jalan sangat becek dan licin. Saat musim kemarau seperti ini, kondisi jalan penuh debu,” beber dia.

Kepala Pukesmas II Plupuh, Wahyu Kurniawan, mengakui jalan Masaran-Plupuh memang dipenuhi debu yang beterbangan. Dia mengimbau warga sekitar dan pengendara motor selalu mengenakan masker ketika melintasi jalan Masaran-Plupuh.

“ISPA [inveksi saluran pernapasan akut] merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai pada musim kemarau seperti ini. Saya menganjurkan warga selalu mengenakan masker. Perbanyak minum air putih dan kurangi minum es yang menggunakan gula sintetis,” jelas Wahyu kepada melalui sambungan telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya