Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%
“Jelas sekali ada kaitan antara menopause dan keterbatasan fisik yang dirasakan oleh sejumlah perempuan,” ujar peneliti utama Lisa Tseng, mahasiswi kedokteran University of Pittsburgh, AS, dalam jurnal medis Menopause. Lisa menyatakan, temuannya mengindikasikan bahwa perubahan fisik dari menopause terlihat berpengaruh. Menurut dia, komposisi tubuh perempuan cenderung berubah dengan meningkatnya jadar lemak dan berkurangnya massa otot. Dengan berkurangnya produksi hormon estrogen, massa tulang pun ikut berkurang.
Laki-laki sebenarnya juga mengalami hilangnya massa otot dan kekuatan fisik seiring bertambahnya usia. Namun banyak penelitian sebelum ini menunjukkan bahwa berkurangnya kekuatan fisik pada perempuan berlangsung lebih cepat di sekitar masa menopause.
Penelitian yang dipimpin Lisa Tseng meneliti lebih dari 2.200 perempuan di AS yang berusia 40-an hingga 50-an tahun. Secara total, 3/4 jumlah perempuan yang dalam tahap pascamenopause mengakui mengalami penurunan kemampuan fisik, setidaknya secara minimal. Di lain pihak, di kalangan perempuan yang mengalami masa pramenopause hanya ada sekitar 10 persen yang mengaku mengalaminya. Bahkan meski ada variabel tambahan berupa kondisi kesehatan seperti gangguan persendian, depresi dan diabetes, menopause tetap memberikan dampak yang besar yang mempengaruhi penurunan kemampuan fisik.
Untuk mencegah atau menurunkan risiko dampak itu, Timothy Church, peneliti Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Louisiana, AS, menyarankan agar perempuan melakukan latihan aerobik dan latihan beban ringan. Latihan aerobik ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan kaki 30 menit tiap hari.