SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/memobee.com)

Ilustrasi (Foto: memobee.com)

LONDON–Media online yang memuat konten cabul maupun mesum menjadi sorotan di Inggris, karena puluhan anak telah menjadi korban. Mereka jadi tersangka pelaku pemerkosaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi inipun menyedot perhatian Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang berjanji meningkatkan pengawasan terhadap media online.

Tahun lalu ada 24 anak berusia 13 tahun ke bawah yang diduga terlibat kasus pemerkosaan di Inggris. Dari jumlah itu 7 orang ditahan, dan seorang diantaranya berusia 10 tahun.

Memprihatinkan! Itulah kondisi yang dihadapi anak-anak di Inggris sekarang. Kondisi yang sama mungkin juga terjadi pada anak-anak di negara lain. Ya, kebebasan atas informasi, termasuk mengakses media online telah mempengaruhi anak-anak.

Juru bicara organisasi non-pemerintah yang fokus pada perkembangan anak NSPCC Jon Brown, Minggu (18/11/2012), memastikan ada hubungan pasti antara anak-anak yang melakukan kekerasan seksual dan kemudahan mengakses  situs-situs cabul.

Menurut dia, situs-situs cabul tersebut membuat anak-anak memiliki pemikiran yang salah atau menyimpang perihal hubungan seks. John Carr, dari ChildrenCharities Coalition on Internet Safety mengatakan internet berperan tak sehat di awal seksualitas anak-anak.

David Cameron telah berjanji memperkuat pengawasan konten cabul di internet dengan menawarkan berbagai opsi, seperti melengkapi komputer dengan penyaring konten internet agar anak-anak tak bisa mengakses situs-situs online tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya