SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, KLATEN — Pascahujan abu vulkanis dari Gunung Kelud, warga lereng Merapi mulai merasakan dampak krisis air bersih. Pasalnya, hujan yang menjadi sumber air masyarakat lereng Gunung Merapi belum bisa digunakan karena masih tercemar abu vulkanis sejak Jumat (14/2/2014).

Suharno, warga Desa Panggang, Kecamatan Kemalang, Klaten, mengatakan hujan memang sudah turun dalam dua hari terakhir di lereng Merapi. Kendati demikian, air hujan yang masuk ke bak penampungan tercemar abu vulkanis yang cukup pekat sehingga belum bisa dikonsumsi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Air hujan belum bisa dimanfaatkan warga karena masih sangat kotor. Akibatnya, warga lereng Merapi yang mengandalkan air hujan untuk keperluan sehari-hari kini kekurangan air bersih,” jelasnya kepada wartawan di ruang Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Rabu (19/2/2014).

Beberapa desa di Kemalang yang mengalami krisis air bersih itu yakni Panggang, Sidorejo, Balerante, dan Tlogowatu. Pihaknya mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. Apalagi, sumber air bebeng yang dialirkan dari Sleman pascaerupsi Merapi 2010 kini tidak mengalir lagi.

Krisis air bersih itu menyebabkan warga lereng Merapi harus membeli air bersih dari truk tangki. Akibatnya, warga harus merogoh kocek lebih dalam untuk keperluan sehari-hari. “Kalau warga yang [ekonominya] mampu, bisa saja mereka membeli air bersih seharga Rp100.000 per tangki. Lalu, bagaimana yang kurang mampu,” tegasnya.

Menurutnya, air bersih itu tidak hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari warga. Namun, air bersih juga untuk ternak mereka.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengaku telah menerima laporan warga yang krisis air tersebut. Pihaknya juga telah menerima laporan dari sejumlah relawan yang mengatakan warga lereng Merapi kesulitan mendapatkan air bersih karena bak penampungan tercemar abu vulkanis.

“Rencananya, besok Kamis (hari ini) kami melakukan droping air bersih ke wilayah lereng Merapi yang mengalami krisis air bersih,” paparnya kepada wartawan di BPBD, Rabu.

Pihaknya telah menyiapkan enam armada truk tangki untuk mendistribusikan air bersih ke lereng Merapi. Diperkirakan dalam sehari enam truk tersebut bisa mengirimkan sekitar 20 tangki kepada warga. Sri Winoto juga meminta kepada warga supaya membersihkan bak penampungan air mereka. Dengan demikian, jika sewaktu-waktu ada droping air  bisa langsung dipindahkan ke dalam bak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya