SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, BANTUL- Imbas abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) pekan lalu menyebabkan penggunaan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Bantul overload alias berlebih.

Kondisi ini menyebabkan terganggunya pasokan air ke rumah-rumah warga.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Pantauan media ini Selasa (18/2/2014), pasokan air PDAM yang terganggu di antaranya terdapat di Perumahan Trimulyo, Jetis serta di seputar wilayah Tamantrito, Kasihan Bantul.

Warsono, 40, warga Perumahan Trimulyo Jetis mengungkapkan sejak tiga hari terakhir, aliran air ke perumahan warga kerap terhenti. “Sehari bisa dua kali terhenti. Kadang mengalir, kadang mati,” ungkap Warsono, Selasa (18/2/2014).

Meski mengalir, aliran air tidak sederas seperti biasanya. Air juga terlihat keruh meski sudah lama mengalir.

Warsono mengaku kecewa dengan terganggunya pasokan air dari PDAM. Padahal belum lama ini, PDAM menaikkan tarif penggunaan air di Bantul.

Lantaran terganggu, sebagian warga memilih menumpang air di rumah warga lainnya yang memiliki sumur atau menampung sebanyak mungkin air di rumah saat pasokan air PDAM tengah mengalir.

Kondisi tersebut, menurut dia, tidak hanya terjadi di wilayah RT 14 Perumahan Trimulyo yang ia tempati. Namun juga merata di seluruh RT yang jumlahnya sebanyak 19 RT. “Kebetulan saya salah satu Ketua RT, sejak kemarin menerima aduan dari masyarakat,” imbuhnya.

Di daerah Tamantirto, Kasihan, Bantul, kondisi serupa juga terjadi. Air mengalir keruh dan alirannya mengecil. “Untungnya kalau di sini enggak sampai mati, tapi airnya keruh mengalirnya enggak lancar,” kata Henry warga Tamantirto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya