SOLOPOS.COM - Jalan di sekitar Bandara Adisoemarmo yang tertutup abu vulkanik. (Adib Muttaqin Asfar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Letusan Gunung Kelud yang menimbulkan hujan abu di berbagai wilayah di Jawa Timur dan Jawa Tengah berdampak buruk terhadap kualitas udara. Berdasarkan pantauan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), kualitas udara pascaletusan Gunung Kelud di Kota Surabaya semakin memburuk.

Hal itu terungkap dalam rilis KLH yang diterima Solopos.com, Jumat (14/2/2014) malam. Dalam rilis tersebut, KLH melampirkan hasil pemantauan kualitas udara Kota Surabaya sejak Jumat pagi hingga siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Data Center Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal) KLH itu menunjukkan kualitas udara pada pukul 07.00 WIB dinyatakan sedang. Begitu pula dalam pemantauan pada pukul 07.30 yang menunjukkan kualitas udara di Kota Surabaya sedang. Namun pada menjelang siang sekitar pukul 11.00 WIB, kualitas udara dinyatakan tidak sehat.

“Saat ini Staf Kementerian Lingkungan Hidup telah berada di sekitar wilayah bencana Gunung Kelud untuk melakukan pengukuran manual,” ungkap pihak KLH dalam rilis tersebut.

Sementara itu, pengukuran kualitas udara di Jogja masih dilaksanakan. Pemantauan dilakukan bekerjasama dengan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). “Data kualitas udara yang akan diukur di Jogja adalah PM-10, PM-2.5 dan kandungan logam berat.”

KLH juga memperingatkan partikel abu vulkanik berpotensi mengganggu sistem pernapasan karena mengandung kristal silika. Kristal silika diketahui merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam industri kaca untuk membuat kaca keras. Jika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, partikel ini berpotensi merusak alveoli, unit pernapasan terkecil dari paru-paru.

Masyarakat disarankan untuk melindungi kepala, saluran pernafasan, dan disarankan tidak keluar rumah. “Tetapi apabila terpaksa keluar rumah, harus menggunakan masker. Selain masker, juga disarankan untuk menggunakan pelindung kepala untuk mencegah debu mengenai daerah kepala dan menggunakan kaca mata untuk melindungi mata, serta minum air putih yang cukup, paling tidak untuk 72 jam [3-4 liter per orang per hari].”

Berikut hasil pemantauan kualitas udara di Surabaya oleh Data Center Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal) KLH:
– Jam 07.00  kondisi PM 10 konsentrasi 180ug/m3 (indikasi kualitas udara sedang)
– Jam 07.30  kondisi PM 10 konsentrasi 150ug/m3 (indikasi kuallitas udara sedang)
– Jam 11.00  kondisi PM 10 konsentrasi 230ug/m3 (indikasi kualitas udara tidak sehat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya