Solopos.com, SOLO — Material abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud dikhawatirkan merusak tanaman. Efeknya adalah menghambat proses fotosintesis hingga mematahkan daun dan batang tanaman.
Guru besar ilmu kesuburan tanah Fakultas Pertanian UNS, Prof Suntoro Wongso Atmojo, mengatakan efek terburuk yang dialami tanaman, seperti padi dan tembakau adalah kesulitan dalam pertumbuhan. Jika kondisi ini bertahan lama, maka membuat tanaman mati.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Abu vulkanik pengaruh sesaat jika menutup daun tanaman akan menghambat fotosintesis. Demikian juga karena bebannya daun dan batang tidak mampu menyangga bisa jadi roboh, sehingga tanaman rusak,” kata Suntoro saat dihubungi Solopos.com, Jumat (14/2/14) pagi.
Apakah ada kekhawatiran gagal panen?
“Tergantung,” jawab dia. “Kalau lama, mungkin bisa mengganggu,” tambah dia.
Hujan deras malah dikhawatirkan bersifat destruktif, akan menambah beban pada daun dan membuat keadaan kian buruk.
Salah satu petani sukses dan pemulia tanaman holtikultura asal Karangpandan, Karangnyar, Mulyono Herlambang menambahkan hujan deras bukan solusi mengurangi pengaruh abu pada tanaman.
Dijelaskan pria peraih penghargaan Kalpataru dari Presiden SBY, sifat abu vulkanik berbeda dengan abu dapur. Abu dapur lebih ringan dan larut dalam air.
“Abu vulkanik bahan bakunya bebatuan, bersifat berat. Dan bersifat menggumpal jika kena air, jika hujan sulit luruh, dan patahkan daun,” kata Mulyono.