SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Debu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud belum hilang dari wilayah DIY. Bahkan warga kini disibukkan memikirkan cara membersihkan debu dari lingkungan permukiman, tempat usaha maupun perkantoran.

Seperti yang dialami Rami, 45, warga Dusun Pondok, Desa Selomartani Kalasan Sleman. Aktivitasnya untuk bekerja kini terkuras untuk membersihkan debu vulkanik yang ada di sekitar rumahnya. Bahkan saat di dalam rumah sudah dibersihkan tapi kemudian datang lagi terbawa angin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak hujan abu pada Jumat pekan lalu setidak sudah lebih dari tiga kali ia membersihkan debu vulkanik tapi rumah tak kunjung bersih.

“Pokoke judheg tenan mikir debu [pokoknya benar-benar bingung memikirkan debu]. Memang butuh kesabaran,” ujarnya, Minggu (16/2/2014).

Belum lagi yang memiliki anak bayi seperti Ida Aninda, ia harus ekstra hati-hati membersihkan rumah. Sehari setidaknya lebih dari lima kali membersihkan rumah karena debu bisa masuk ke rumah lewat mana saja.

“Butirannya kecil jadi kalau terkena angin mudah masuk. Apalagi ada bayi, harus terus dibersihkan,” ujar warga Dusun Pondok.

Dengan adanya debu vulkanik banyak warga yang dirugikan baik moril maupun material. Nyoto, 40, warga Kadirojo I, Purwomartani, Kalasan, misalnya waktunya juga habis untuk membersihkan debu.

Bahkan pompa air miliknya jebol alias rusak karena butuh air yang melimpah untuk mengairi debu. Sehingga pompa air miliknya harus menyedot air dari dalam sumur seharian penuh.

“Jebol tidak apa-apa sebenarnya kalau bisa bersih, lha ini datang lagi terus debunya,” ungkap pekerja swasta ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya