SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembersihan Candi Borobudur dari abu vulkanis. (JIBI/Solopos/Antara/Saiful Bahari)

Solopos.com, MAGELANG — Proses pembersihan Candi Borobudur dari abu vulkanis Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) malam, dinyatakan sudah mencapai 80%. Itulah pasalnya, setelah sepekan ditutup untuk dibersihkan, Sabtu (22/2/2014), Candi Borobudur dibuka kembali dengan area terbatas untuk wisatawan. Wisatawan baru bisa mengunjungi secara maksimal candi Buddha itu dalam kurun kurang sepekan lagi.

“Kalau melihat proses pembersihan yang sudah tercapai 80%, partisipasi relawan untuk proses itu bisa dihentikan pada Selasa (25/2/2014),” kata Koordinator Pemanfaatan dan Layanan Masyarakat Balai Konservasi Borobudur Pangga Ardiansyah, Minggu (23/2/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sela-sela menerima Family Outing 2014 LKBN Antara Biro Jawa Timur, ia menjelaskan pembersihan Candi Borobudur setiap harinya melibatkan 200 orang hingga 300 orang sukarelawan dari kalangan umat Buddha, karyawan hotel, pemandu wisata, pedagang asongan, pelajar, dan para turis. “Secara teknis, pembersihan tinggal 2-3 hari lagi, sehingga pembersihan kering dengan sapu dan pembersihan basah dengan semprotan air sudah bisa dianggap selesai, jadi tinggal tahap akhir yang akan kami lakukan sendiri, karena prosesnya lebih internal,” katanya.

Menurut dia, tahap akhir yang internal adalah pembersihan sistem drainase di bawah pelataran Borobudur yang mungkin perlu dikeruk dan dibersihkan dari kubangan abu dan pasir halus yang merupakan sisa-sisa dari proses pembersihan kering dan basah sebelumnya. “Karena itu, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi para relawan yang bahkan tidak hanya melibatkan orang Jawa Tengah, tapi paling jauh ada yang datang dari Surabaya, bahkan beberapa turis Korea yang mengikuti Kemah Budaya Internasional pun ikut,” katanya.

Meskipun pembersihan dengan melibatkan sukarelawan itu telah dihentikan Selasa (25/2/2014), sukarelawan yang datang ke Borobudur akan tetap diterima meskipun apabila jumlahnya banyak akan dialihkan ke candi-candi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang proses pembersihannya belum maksimal. “Kami juga bersyukur, kedatangan wisatawan tidak terlalu terpengaruh dengan abu vulkanis, meski Borobudur sempat ditutup dalam beberapa hari, namun para wisatawan yang kecewa umumnya dapat memaklumi dan justru membantu kami untuk bersih-bersih,” katanya.

Wisatawan yang datang pada libur akhir pekan bahkan tetap mencapai ribuan orang. “Kalau hari normal, setiap akhir pekan selalu ada 5.000-10.000 pengunjung yang datang ke Borobubur dan pada hari-hari biasa berjumlah 2.000-3.000 pengunjung,” katanya.

Hal itu dibenarkan sejumlah wisatawan, bahkan wisatawan asing pun masih banyak yang datang, di antaranya dari Italia, Rusia, China, dan sebagainya, sedangkan dari dalam negeri juga berdatangan dari Jawa Barat dan Jawa Timur, di antaranya pelajar SMP dari Subang. “Kami datang untuk melihat dampak abu vulkanik Kelud di Borobudur, kalau pun hanya diperbolehkan masuk di sekitar zona I, kami tidak kecewa. Itu justru bersejarah, karena kami bisa melakukan foto bersama saat pembersihan Borobudur,” kata anggota keluarga besar LKBN Antara Biro Jawa Timur, Malik.

Secara terpisah, sukarelawan dari Hotel Grand Artos Magelang, Arky, mengaku dirinya datang bersama 41 karyawan hotel itu untuk berpartisipasi membersihkan Candi Borobudur, karena ingin mempercepat proses pembersihan salah satu keajaiban dunia itu. “Borobudur itu kan salah satu keajaiban dunia, karena itu kami peduli agar dunia tidak kecewa. Meski pun saya sendiri Nasrani (umat beragama Kristen), namun kami tidak melihat agama, tapi kami peduli pada candi kebanggaan Indonesia. Indonesia kan Pancasila,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya