SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Solopos.com) – Para pedagang daging sapi di Pasar Bunder Sragen mengeluh omzet mereka merosot hingga 50% menyusul banyaknya kasus kematian sapi dengan ciri-ciri serangan penyakit antraks. Mereka meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen segera menyosialisasikan daging sapi bebas antraks.

Seorang pedagang asal Solo, Sri Suparmi, 60, saat dijumpai wartawan, Rabu (1/6), mengatakan minat masyarakat terhadap daging sapi anjlok setelah merebaknya kasus antraks yang menyerang sapi di beberapa wilayah. Dia mengaku biasanya bisa menghabiskan satu ekor sapi per hari, kini hanya bisa menjual 50-70 kg per hari. Satu ekor sapi itu, kata dia, bisa menghasilkan daging sampai 1 kuintal lebih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Biasanya saya membeli daging hasil penyembelihan satu ekor sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Nglangon. Tapi setelah muncul kasus antraks, penjualan daging sapi turun drastis. Padahal daging sapi yang dijual di pasar ini sehat semua. Lha wong ada dokter hewan yang memantau daging sapi setiap hari,” ujarnya.

Sri yang menjadi penjual daging selama 25 tahun di Pasar Bunder mengatakan kasus antraks baru terjadi tahun ini. Selama puluhan tahun jadi pedagang, lanjutnya, tidak pernah ada kasus antraks sampai berpengaruh pada penjualan daging di pasar. Dia berharap minat masyarakat kembali stabil sehingga para pedagang daging sapi tidak lagi kesulitan.

Keluhan senada juga disampaikan Tukiyem, 50, seorang pedagang daging asal Sine, Sragen. Menurut dia, untuk menjual daging sebanyak 15 kg saja sulit sekarang. Biasanya Tukiyem mampu menjual daging sapi antara 20-30 kg per hari. “Berkurangnya minat masyarakat ini terjadi sejak 10 hari terakhir. Kemarin saja, seharian penuh saya hanya bisa menjual daging 2 kg per hari. Setelah ada kasus antraks, pembeli menawar daging seenaknya. Biasanya saya jual Rp 50.000/kg langsung dibeli tanpa ada yang menawar. Sekarang jual Rp 50.000/kg ditawar Rp 40.000/kg,” keluhnya.

Dia meminta kepada Pemkab Sragen segera melakukan sosialisasi daging sehat bebas antraks. “Kalau jualan lesu begini, kaya pengen nangis-nangisa kae. Bisa dibayangkan, sumbangan orang hajatan banyak. Belum lagi ragat sekolah anak. Uangnya darimana?” keluhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, Eka Rini, mengimbau agar masyarakat tidak resah dan takut untuk makan daging sapi yang nyata-nyata dijamin kesehatannya. Dia mengungkapkan lalu lintas hewan di beberapa daerah yang terjadi kematian hewan sudah ditutup sehingga hewan di daerah itu tidak bisa keluar tanpa izin dokter hewan.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya