SOLOPOS.COM - Gene Morrison (manchestereveningnews.com)

Dampak ijazah palsu ternyata cukup serius. Petugas forensik di Amerika yang pernah menggunakan ijazah palsu merasakan akibatnya.

Solopos.com, JAKARTA-Gene Morrison, pada 2007 lalu pernah divonis penjara lima tahun akibat terbukti memakai ijazah palsu. Psikolog forensik kepolisian itu juga ditinjau ulang semua laporannya selama 26 tahun terakhir karena diduga dihasilkan dengan cara yang tidak profesional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebuah gambaran betapa berbahayanya masalah pemalsuan dokumen tersebut.

Dikutip detikcom dari BBC, Rabu (20/5/2015), Morrison ternyata selama bertugas sudah menipu hakim, pengacara dan polisi yang menggunakan ‘jasa’ forensiknya. Akibatnya, 700 kasus yang pernah ditangani pria asal Hyde, Manchester, itu selama 26 tahun harus ditinjau ulang.

“Pria itu seorang pembohong yang kompulsif,” kata hakim Jeffry Lewis saat menjatuhkan vonis atas 20 dakwaan.

Morrison disebut sudah menggelontorkan 250 ribu poundsterling untuk meminta saran ahli dan membeli ijazah untuk kualifikasinya dari universitas abal-abal. Berbekal hal tersebut, lewat perusahaannya Criminal and Forensic Investigations Bureau (CFIB), Morrison diminta untuk memberikan sejumlah bukti di persidangan. Dan ternyata, banyak laporannya berasal dari informasi copy paste dari Internet.

“Terdakwa tidak punya keahlian untuk bicara. Bisnisnya hanya untuk membangun kebohongan demi kebohongan,” kata hakim.

Morrison mengaku dia sudah bekerja sebagai penyidik forensik sejak tahun 1977. Kala itu, dia membeli ijazah sampai gelar doktor di bidang kriminologi. Semua diperolehnya bukan lewat pendidikan yang benar.

Jual beli ijazah di luar negeri juga marak terjadi. Baru-baru ini, New York Times membuat laporan soal praktik penipuan via online yang diduga dilakukan sebuah perusahaan IT yang berbasis di Pakistan.

Berkedok kuliah via internet, perusahaan tersebut membuat para pencari gelar tertipu. Laporan berita soal perusahaan dibuat-buat. Para profesornya adalah aktor bayaran. Kampus tersebut hanya merupakan stok foto di server komputer.

Perusahaan itu secara agresif mencari sekolah dan situs yang tampak menonjol di mesin pencari. Hal itu dilakukan untuk memikat pelanggan potensial. Untuk meningkatkan keuntungan, agen tersebut sering menindaklanjuti dengan tipu muslihat termasuk meniru pejabat pemerintah Amerika, untuk membujuk pelanggan untuk membeli sertifikasi mahal atau dokumen otentik.

Di Indonesia, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan ada 18 kampus yang diduga melakukan jual beli ijazah tanpa kuliah. Praktik sudah berlangsung selama lima tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya