SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan (JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI--Hujan abu dari letusan Gunung Kelud, Jatim, Jumat (14/2/2014), juga berdampak terhadap produktivitas susu sapi di Kabupaten Boyolali. Produksi susu menurun sekitar 10 persen hingga 15 persen.

Penurunan produksi tersebut diakui ketua umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jateng dan DIY, Kuncoro, kepada wartawan di Boyolali, Rabu (19/2/2014). Disebutkan saat kondisi normal, produksi susu di Kabupaten Boyolali rata-rata 90.000 liter hingga 100.000 liter per hari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Beberapa hari setelah terjadi hujan abu ada penurunan [produksi susu sapi] sekitar 10 sampai 15 persennya, atau sekitar 10.000 hingga 15.000 liter setiap harinya,” ungkap Kuncoro.

Menurunnya produksi susu tersebut menurut dia, dipicu dari kurangnya pakan berupa hijau-hijauan yang diberikan peternak kepada sapi perah lantaran rerumputan masih bercampur dengan abu vulkanis.

“Tentunya peternak sapi juga berhati-hati dan sangat teliti jika memberikan hijauan atau rerumputan untuk hewan ternaknya. Mengingat jika masih ada abu vulkanik yang mencemari rerumputan tersebut, dikhawatirkan bisa membahayakan kesehatan hewan ternak tersebut, misalnya bisa terserang penyakit hati atau batuk pada sapi,” katanya.

Dengan kondisi tersebut, lanjut Kuncoro, peternak sapi sangat dimungkinkan hanya memberikan pakan yang lain seperti konsentrat, katul, dan ketela pohon. Namun pihaknya memastikan kualitas susu yang dihasilkan tetap sama seperti hari biasa meskipun terjadi penurunan produksi.

Kuncoro memperkirakan produksi susu sapi tersebut akan kembali normal sekitar sebulan setelah abu vulkanik bersih 100 persen. Diakuinya, hujan sudah beberapa kali turun sehingga membantu menghilangkan abu vulkanis pada pakan ternak tersebut meskipun belum bersih sepenuhnya.

“Jadi untuk mengembalikan produksi susu seperti sedia kala memang tidak bisa serta merta, melainkan bertahap,” imbuh dia.

Terpisah, seorang peternak sapi asal Kecamatan Cepogo, Suwarto, mengakui dirinya hati-hati memberikan pakan, terutama hijau-hijauan untuk ternaknya.
“Masih ada sisa abu di pakan sehingga saat ini harus melalui proses dibersihkan dulu baru diberikan ke ternak,” kata Suwarto.

Sementara itu, harga susu di Kabupaten Boyolali saat ini berada pada kisaran Rp4.400 hingga Rp4.600 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya