SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pendidikan SMP (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN – Berkaca pada perkembangan dampak Covid-19 di Klaten, Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten memperpanjang masa belajar di rumah hingga 15 Mei 2020. Selain itu, Disdik juga menghapus penilaian akhir semester (PAS).

Perpanjangan masa belajar di rumah untuk jenjang PAUD, TK, SD, SMP, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembelajaran di sekolah ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran daring dari rumah mulai diberlakukan sejak 16 Maret lalu dan bergulir hingga 29 Maret. Masa belajar di rumah kembali diperpanjang hingga 14 April dan diperpanjang lagi hingga 30 April.

“Masa belajar di rumah diperpanjang lagi hingga 15 Mei mendatang,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Wardani Sugiyanto, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (29/4).

DIJUAL CEPAT: Kamera Nikon Coolpix 16 MP

Wardani mengatakan perpanjangan masa belajar di rumah itu disesuaikan dengan surat edaran (SE) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah (Jateng).

“Perpanjangan ini dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan SE Kepala Disdikbud Jateng yang juga diberlakukan sampai 15 Mei. Selain menyesuaikan SE juga karena Covid-19 masih berkembang,” urai dia.

Dampak Covid-19 di Klaten juga mengakibatkan penilaian akhir sekolah dihapus. Hal itu dilakukan menyesuaikan Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 4/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

“Berdasarkan SE Mendikbud cukup menggunakan nilai rata-rata dan penilaian daring. Untuk PAS [penilaian akhir sekolah] tidak diselenggarakan,” kata Wardani.

Lowker Solo, Marketing

Pakai Ponsel Pinjaman

Kepala SMPN 1 Trucuk, Titin Windiyarsih, mengatakan sejak diberlakukan masa belajar di rumah, guru serta wali kelas memanfaatkan berbagai aplikasi untuk menggulirkan pembelajaran daring atau online.

“Kami punya jadwal pembelajaran secara daring. Metode pembelajaran yang dilakukan ada yang masing-masing guru menginformasikan ke wali kelas dan kegiatan pembelajaran bisa melalui rekaman dikirmkan ke grup kelas. Ada pula soal difoto kemudian dikirimkan, ada juga yang menggunakan portofolio,” tutur dia.

Titin mengakui salah satu kendala yang dihadapi para siswa yakni tak semua siswa memiliki ponsel. Mereka akhirnya meminjam anggota keluarga hingga tetangga.

“Kalau didata untuk yang kirim tugas menumpang ponsel teman, tetangga, atau keluarga itu sekitar 10 anak. Ada juga yang dipinjami ponsel wali kelas. Yang tidak memiliki ponsel sudah ada yang mendapatkan donasi ponsel,” jelas dia.

Hikmah Ramadan: Pribadi yang Tangguh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya