SOLOPOS.COM - Warga dari Dukuh Mawen, Desa Pesu, Kecamatan Wedi, mengungsi di gedung serbaguna kantor desa setempat, Jumat (5/2/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Belasan warga Dukuh Mawen, Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, terpaksa mengungsi ke gedung serbaguna kantor desa setempat sebagai dampak banjir, Kamis (4/2/2021) malam.

Hingga Jumat (5/2/2021), warga yang terdiri dari orang lansia, anak-anak, serta ibu-ibu masih bertahan di tempat pengungsian tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka masih bertahan mengungsi karena rumah mereka hingga Jumat siang terus dibanjiri air Sungai Slegrengan yang tanggulnya jebol pada Kamis petang. Tidak memungkinkan bagai mereka pulang ke rumah masing-masing hari itu.

Baca Juga: Penutup Drainase Rusak Melulu, Polisi Libatkan Sukarelawan Awasi Underpass Makamhaji Sukoharjo

Salah satu warga RT 007/RW 004, Dukuh Mawen, Wagiman, 46, mengatakan tanggul jebol sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, kondisi wilayah Wedi hujan deras.

Rumah Wagiman di Desa Pesu, Klaten, yang berjarak sekitar 100 meter dari tanggul sungai tersebut terkena dampak banjir. “Sebelum Magrib ada suara gemuruh seperti air bah. Saya sama anak saya langsung lari naik ke tanggul. Ternyata tanggulnya jebol,” kata Wagiman kepada wartawan di kantor Desa Pesu, Jumat.

Air sungai mengalir deras memasuki permukiman. Saking derasnya aliran air, pintu rumah Wagiman sampai terbuka. Wagiman beserta anak dan istrinya lantas menyelamatkan diri ke rumah tetangga.

Baca Juga: Warga Korban Banjir Pesu Klaten Masih Mengungsi, Jalur Alternatif ke Gunung Kidul Masih Ditutup

Perahu Karet

“Istri dan anak langsung saya ajak mengungsi ke tetangga sebelah yang rumahnya bertingkat. Sekitar pukul 21.30 WIB sukarelawan datang membawa perahu karet kemudian kami diangkut dan dibawa ke sini [kantor desa],” kata Wagiman.

Wagiman mengatakan pada Kamis malam sempat menerjang banjir kembali ke rumahnya untuk mengambil barang serta surat berharga yang belum sempat dia selamatkan. “Ketinggian air [di luar rumah] sedada saya,” jelasnya mengenai dampak banjir di desanya, Pesu, Wedi, Klaten.

Akibat banjir tersebut, pintu rumah Wagiman rusak terhantam air. Selain itu, sumur rumahnya untuk sementara waktu tak bisa ia manfaatkan lantaran sudah bercampur air sungai.

Baca Juga: Setengah Abad Sengketa Tanah Sriwedari Solo Belum Berakhir, Legislator Berharap Keikhlasan Ahli Waris

Selama belum ada perbaikan tanggul sungai yang jebol, Wagiman memilih tetap mengungsi. Soal kebutuhan selama mengungsi, Wagiman mengaku sudah tercukupi seperti makan dan alas tidur. “Sementara mengungsi dulu sampai tanggul yang jebol dibenahi,” ungkapnya.

Wagiman menuturkan jebolnya tanggul Sungai Slegrengan di wilayah Pesu baru kali pertama itu terjadi. Selama ini, air sungai juga tak pernah sampai meluap ke permukiman warga.

Berangsur Surut

Sementara itu, warga yang terkena dampak banjir yang tinggal lebih jauh dari tanggul sungai di Pesu, Klaten, itu memilih bertahan di rumah masing-masing. Mereka mulai membersihkan rumah setelah banjir berangsur surut.

Baca Juga: Tes Covid-19 GeNose di Stasiun Solo Balapan Belum Bisa Dilayani, PT KAI Minta Maaf

Salah satu warga RT 006/RW 003, Dukuh Mawen, Desa Pesu, Herlina, 53, mengatakan ketinggian air di halaman rumahnya pada Kamis malam setinggi lutut orang dewasa. Air bahkan sempat memasuki rumah.

Meski mulai surut, hingga Jumat siang, air masih membanjiri halaman rumahnya yang berada di tepi jalan. Dampak banjir itu membuat pagar rumah sepanjang 25 meter ambruk. “Semalam tidak tidur. Saya di teras rumah sambil duduk di kursi menunggu airnya surut,” katanya.

Herlina terpaksa mengungsikan orang tuanya akibat banjir tersebut. Bukan ke kantor desa atau rumah tetangga, Herlina memilih mengungsikan orang tuanya ke kerabatnya asal Sragen. “Ibu saya sementara ikut saudara di Sragen. Semalam sudah dijemput,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya