SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Solopos.com) – Pedagang daging sapi di Bumi Intanpari mulai waswas dan memilih tidak membeli hewan ternak sembelihan dari Sragen. Hal ini lantaran munculnya kasus positif antraks pada sejumlah ternak sapi di Sragen.

Sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Jungke, Karanganyar, yang ditemui Espos, Minggu (22/5), mengaku enggan membeli daging sapi asal Sragen. Mereka khawatir daging sapi tersebut terjangkit antraks yang kini mulai menyebar di sejumlah wilayah di Sragen. “Saya ambil daging langsung dari tempat pemotongan hewan di Solo. Dan itu barangnya bukan dari Sragen ataupun Boyolali,” ujar salah satu pedagang, Sri Rejeki, 50.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sri Rejeki mengatakan bersama pedagang daging sapi lainnya khawatir jika harus membeli hewan ternak sembelihan dari Sragen ataupun Boyolali. Dari segi kualitas daging pun, dia menuturkan daging yang berasal dari Sragen maupun Boyolali kurang baik. Daging sapi dari kedua wilayah itu biasanya basah atau tidak kering, tak seperti daging sapi dari Solo. “Harganya juga beda, kalau yang kualitasnya baik per kilogram Rp 60.000. Tapi, yang kurang bagus seperti dari Sragen atau Boyolali hanya Rp 55.000 per kilogram,” tuturnya.

Jaminan
Hal senada disampaikan pedagang daging sapi lainnya Yamti, 55. Dia selama ini membeli daging sapi dari tempat pemotongan hewan di wilayah Karanganyar. Pihaknya menjamin daging yang dijualnya bebas dari berbagai penyakit seperti antraks lantaran mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Hingga kini, kasus antraks di Sragen dan beberapa lama lalu di Boyolali, tidak berpengaruh terhadap penjualan daging. “Tidak ada penurunan pembeli. Jadi memang tidak ada pengaruhnya karena daging yang kami jual tidak berasal dari sana (Sragen atau Boyolali-red) tapi dari Karanganyar sendiri. Dagingnya pun yang mengantongi SKKH,” ujarnya.

Pedagang daging lain, Suprapti, 38, mengatakan semakin selektif dalam memilih daging. Daging-daging tersebut dilihat surat keterangan kesehatan hewannya apakah daging tersebut sehat atau memiliki riwayat sakit. Dengan demikian, dia mengatakan daging yang dijual di pasar merupakan daging berkualitas dan bebas terjangkit penyakit menular. “Kan bisa tahu kalau kondisi dagingnya jelek atau tidak. Jadi saat ambil daging di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) dilihat hewannya sakit atau tidak. Biasanya yang masuk RPH, hewannya sehat-sehat,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar melakukan vaksinasi terhadap ratusan sapi dan kambing di Gondangrejo yang merupakan daerah perbatasan Sragen dan Boyolali. Vaksinasi dilakukan untuk mengantisipasi penularan antraks.

isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya