SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien (Ilustrasi/Solopos/doc)

Solopos.com, SOLO—Penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi wabah yang paling banyak dikeluhkan pasien pascaguyuran abu vulkanik Gunung Kelud. Beberapa hari ke depan, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo dipaksa bersiaga mengantisipasi luberan pasien ISPA.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Efi Setyawati, mengaku belum menerima data pasti soal penderita ISPA pascahujan abu. Namun dari komunikasinya dengan sejumlah puskesmas, penyakit tersebut menjadi keluhan utama pasien.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk jumlah kasus belum ada peningkatan yang signifikan. Namun penyakit ini (ISPA) memang menjadi salah satu keluhan utama pasien,” ujarnya saat ditemui wartawan di Balai Kota, Senin (17/2/2014).

Efi memprediksi lonjakan pasien ISPA baru dimulai dua-tiga hari ke depan. Hal itu merujuk karakteristik penyakit yang tidak langsung bereaksi setelah mengenai tubuh.

Ekspedisi Mudik 2024

Oleh karenanya, Efi menginstruksikan tim gerak cepat di puskesmas agar tanggap dengan potensi tersebut. “Personel terus siaga, obat-obatan juga sudah cukup,” tuturnya.

Menurut Efi, sebagian warga kadang tak menyadari telah terjangkit ISPA. Padahal jika tidak diberi penanganan, imbuhnya, penyakit tersebut mampu merusak fungsi paru-paru.

Efi menyebut setidaknya ada tiga ciri-ciri tubuh terkena ISPA. Yang pertama adalah sesak napas di bagian dada. “Biasanya diikuti batuk dan pilek. Selain itu, radang tenggorokan juga kadang menyertai penyakit ini,” urai dia.

Pihaknya kembali mendorong warga mengenakan masker jika beraktivitas di luar ruangan. Sejauh ini, DKK telah mendistribusikan 50.000 masker ke puskesmas maupun ruang publik lain di Kota Solo.

 

Di samping itu, Efi meminta higienitas makanan dijaga untuk mengantisipasi dampak abu menyerang lewat mulut. “Biasakan menutup makanan dengan tudung saji.”

 

Pantauan Solopos.com, di Puskesmas Manahan, penyakit ISPA terbukti menjadi keluhan utama para pasien. Dari sekitar 114 pasien yang berkunjung hingga tengah hari, 35 di antaranya meminta pengobatan ISPA.

 

Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Manahan, Guntur Lawu Wibowo, saat ditemui Solopos. “Sejak Sabtu (15/2), ISPA menjadi keluhan terbanyak bersama batuk pilek,” ujarnya.

 

Guntur mengakui pasien ISPA mulai melonjak pada Senin. Di hari pelayanan sebelumnya, Sabtu, pasien ISPA tercatat delapan orang dari total 54 pasien. “Kemungkinan warga masih enggan berobat melihat kondisi lingkungan. Ya Senin ini baru banyak (pasien ISPA),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya