SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Kota Klaten menunjukkan cabai rawit yang harganya saat ini meroket hingga Rp62.000/ Kg, Jumat (21/2/2014). Selain cabai rawit, harga sayuran juga melonjak pascahujan abu vulkanis Gunung Kelud. (JIBI/Solopos/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, KLATEN—Harga cabai rawit dan sayuran di Klaten terus meroket pascahujan abu vulkanis dari Gunung Kelud. Hingga Jumat (21/2) kemarin, harga cabai rawit di Pasar Kota Klaten bahkan telah menembus Rp62.000/ kilogram (Kg).

Data yang berhasil dihimpun solopos.com di Pasar Kota Klaten, harga cabai rawit pada Jumat mengalami kenaikan Rp7.000/ Kg dibandingkan Kamis (20/2/2014). Kenaikan harga itu terus terjadi sejak Klaten diguyur hujan abu vulkanis pada Jumat (14/2/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu pedagang, Riyanti, 33, mengatakan kenaikan harga itu disebabkan tanaman yang tertutup oleh abu vulkanis. Akibatnya, banyak tanaman milik petani seperti cabai rawit dan sayuran yang mati karena tidak kuat terkena dampak abu vulkanis.

Kondisi tersebut menyebabkan pasokan cabai rawit dan sayuran di pasaran berkurang, sehingga menyebabkan harga merangkak naik. “Sebelum hujan abu vulkanis, harga cabai rawit hanya Rp40.000/ Kg. Namun, Jumat ini (kemarin) harganya sudah naik sampai Rp62.000/ Kg,” paparnya kepada wartawan di lokasi, Jumat (21/2/2014).

Menurutnya, kenaikan harga itu terjadi hampir setiap hari. Rata-rata kenaikan harga cabai rawit itu mencapai Rp5.000/ Kg. Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut, karena setiap hari dirinya hanya disetori dari seorang distributor.
Bahkan, cabai rawit yang biasanya hanya berwarna merah, kini tercampur dengan cabai rawit yang masih masih hijau. “Penyebab pastinya saya kurang tahu kenapa bisa tercampur. Mungkin karena stok cabai rawit benar-benar menipis, sehingga yang masih muda ikut dipanen,” kata warga Karangasem, Jomboran, Klaten Tengah tersebut.

Selain harga yang terus melambung, Riyanti juga mengeluhkan cabai rawit yang cepat membusuk. Biasanya, cabai rawit bisa bertahan sampai tiga hari. Namun, sejak diguyur hujan abu, cabai rawit hanya bisa bertahan kurang dari dua hari.

Kondisi serupa juga dikeluhkan oleh pedagang yang lain, Sri Pondok Lestari, 38. Menurutnya, kenaikan harga yang sangat mahal itu menyebabkan jumlah pembeli menurun. “Biasanya membeli 1 Kg, kini hanya membeli 1 Ons. Pembeli banyak yang mengeluh,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Jumat.

Di saat harga cabai rawit melambung, harga cabai keriting justru turun Rp5.000/ Kg menjadi Rp20.000. Turunnya harga cabai keriting itu disebabkan petani tengah panen raya.

Sementara, kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah sayuran di Pasar Kota Klaten. Harga buncis naik Rp2.000/ Kg menjadi Rp6.000/ Kg, kubis naik Rp1.000 menjadi Rp5.000 dan sawi naik Rp3.000 menjadi Rp8.000/ kg.

Sedangkan, harga tomat, wortel, bawang merah dan bawang putih masih stabil. Hingga Jumat, harga tomat mencapai Rp10.000/kg, bawang merah Rp18.000 /kg, bawang putih Rp12.000/kg dan wortel Rp10.000/ kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya