SOLOPOS.COM - Petugas Damkar Satpol PP Klaten menyerahkan kera peliharaan warga ke pegiat zona satwa asal Magelang, Senin (6/12/2021). (Istimewa/Damkar Klaten)

Solopos.com, KLATEN—Markas Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Klaten belakangan menerima laporan kera yang masuk ke permukiman. Setidaknya, laporan yang diterima berasal dari lima kecamatan.

Kasi Damkar Satpol PP Klaten, Sumino, mengatakan laporan itu diterima Damkar dalam rentang dua pekan terakhir. Laporan itu diterima dari wilayah Kecamatan Manisrenggo, Polanharjo, Karangdowo, Ngawen, serta Klaten Utara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk Manisrenggo pekan lalu. Kemudian dalam waktu hampir bersamaan sekitar tiga hari lalu laporan dari Karangdowo dan Ngawen,” kata Sumino saat dihubungi Solopos.com, Senin (6/12/2021).

Baca Juga: Wujudkan Zero Waste, Boyolali akan Dirikan TPS 3R di Tiap RT

Sumino mengatakan dari laporan yang diterima, ada kera liar atau kera peliharaan yang lepas dan masuk ke permukiman.

“Ada yang sudah mengganggu tanaman milik warga seperti di Ngawen sudah mulai mengambil tanaman buah seperti mangga, rambutan, dan lain-lain. Sementara seperti di Karangdowo itu, warga resah khawatir keberadaan kera di permukiman mereka mengganggu,” kata dia.

Dari laporan-laporan tersebut, Sumino mengatakan ada seekor kera yang ditangkap dan diserahkan ke petugas Damkar Klaten. Kera itu merupakan kera peliharaan warga. Kondisi kera agresif dan kerap lepas dari kandang, membuat pemiliknya memilih menyerahkan ke petugas Damkar Klaten.

Baca Juga: Cerita 3,5 Jam Menyelamatkan Mykola, WNA Ukraina Tersesat di Merbabu

Oleh petugas Damkar Klaten, kera tersebut kemudian diserahkan ke pegiat zona satwa asal Muntilan, Magelang. Satwa tersebut bakal diperawat dan dilepas setelah bisa berkoloni.

Sumino menuturkan petugas Damkar Klaten masih kesulitan untuk menangani serangan kera terutama yang sudah mengganggu permukiman. “Kami ada kesulitan terkait sarana dan prasarana yang masih terbatas. Sementara, pergerakan kera atau monyet itu cukup agresif,” urai dia.

Sumino mengatakan segera berkoordinasi dengan berbagai instansi di kecamatan termasuk dengan kepolisian dan TNI untuk menghalau kera-kera yang dinilai sudah mengganggu permukiman penduduk. “Yang bisa dilakukan nanti bersama-sama dengan teknik menghalau agar menjauhi permukiman,” urai dia.

Baca Juga: SMK Muhima Purwantoro Wonogiri Kampanyekan Gerakan Antiperundungan

 

Makin Banyak

Sebelumnya, sejumlah petani di wilayah Desa Jiwan, Kecamatan Karangnongko dipusingkan serangan kera ke ladang mereka. Tanaman seperti jagung, ketela, dan pisang dimakan kera yang datang bergerombol.

Keberadaan kera itu sudah ada di tebing-tebing jurang wilayah desa setempat selama bertahun-tahun. Jumlahnya semakin banyak pascaerupsi Merapi 2010. Diperkirakan, kera tersebut sebelumnya berhabitat di kawasan lereng Gunung Merapi.

Warga memilih tak mengusir secara kasar kera-kera tersebut. Jika dikasari, kera-kera tersebut justru agresif dan menghabiskan tanaman milik petani.

Baca Juga: Aksi Pencuri Bebek di Jenengan Boyolali Terekam Kamera CCTV

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto, mengatakan belum ada laporan gangguan kera ke permukiman penduduk di wilayah Klaten. Darmanto menjelaskan kera yang biasa tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi akan mendatangi daerah yang lebih rendah.

“Biasanya kalau musim kemarau itu satwa akan turun, karena di atas kekurangan air dan pangan. Kalau musim penghujan biasanya akan kembali,” kata Darmanto saat ditemui di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya