SOLOPOS.COM - KALI GENDOL --

KALI GENDOL -- Warga menyaksikan Kali Gendol yang bergolak akibat banjir lahar dingin material Gunung Merapi beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/dok)

Sleman (Solopos.com) – Keberadaan dam di Kali Gendol yang berfungsi mengerem aliran lahar Merapi butuh normalisasi berkesinambungan. Hal ini berfungsi agar material pasir yang masih ada sekitar 70 juta meter kubik material di lereng Merapi bisa tertampung.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Kepala Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman Widi Sutikno mengatakan, kemampuan sabo dam didesain dengan daya tampung sekitar 20 juta meter kubik dari lereng Merapi. “Tapi saat ini di lereng Merapi masih sekitar 70 juta meter yang belum turun. Kapasitas sab dam tidak sebanding,” katanya akhir pekan lalu.

Jalan keluarnya adalah kegiatan normalisasi harus terus dilakukan. Setiap kali ada sedimen yang menumpuk usai banjir lahar harus dikeruk, bahkan kalau perlu dikuras sampai habis. Bahkan jika memang mendesak, pengoperasian alat berat bisa melebihi waktu yang diatur dalam SK Bupati tentang normalisasi.

SK Bupati mengatur bahwa penambangan pasir dengan alat berat diatur mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB. Jika terjadi banjir lahar diluar jam itu, alat berat dipersilahkan menyisihkan sedimen pasir yang menutupi alur Kali. Hal ini dilakukan agar dampak luapan banjir lahar Merapi bisa dihindari.

Camat Cangkringan Samsul Bakri, menjelaskan bahaya banjir lahar terus mengancam. Namun saat ini alur Kali Gendol maupun opak sudah terlihat. Berbeda dibanding awal tahun ini yang tidak teratur. Dengan adanya alur yang jelas ini paling tidak sudah bisa mengarahkan aliran lahar sesuai jalur.

Dengan dibangunnya alur yang digiring menggunakan beronjong dan tanggul sementara, justru wilayah Ngemplak, Kalasan dan Prambanan yang menjadi ancaman berikutnya. “Atas sudah ada alurnya, saat banjir langsung turun, Nah yang bahaya justru yang dibawah,” jelasnya.

Sejumlah lokasi sudah dipasang beronjong sebagai tanggul pengaman agar banjir lahar tidak mejebol ke pemukiman. Kali Opak di dusun Panggung Argomulyo Cangkringan sebagian telah selesai dibangun. Kemudian beronjong untuk mengamankan jembatan bailey di Geblok Wukirsari Cangkringan juga sudah beres.

JIBI/Harian Jogja/aan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya