SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Bendungan atau Dam Colo di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, akan ditutup mulai Minggu (15/9/2019). Penutupan Dam Colo berdampak pada terhentinya pasokan air ke saluran irigasi di sejumlah wilayah, salah satunya Karanganyar.

Mengantisipasi sawahnya kekeringan, petani di wilayah Kebakkramat, Karanganyar, mulai bersiap mencari alternatif sumber air irigasi pada massa tanam (MT) III. Sekretaris Desa Kebak, Sukarno, menjelaskan sudah mendapatkan informasi soal penutupan Dam Colo sejak satu bulan terakhir melalui Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) desa setempat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak saat itu ia meminta petani untuk mempersiapkan irigasi alternatif untuk MT III. “Para petani sudah siap dengan penutupan Dam Colo. Kami biasa memanfaatkan sumur untuk mengairi sawah. Para petani menyervis pompa air dan ganti oli sehingga mereka tinggal pakai ketika membutuhkan air,” katanya kepada Solopos.com saat ditemui di kantornya, Rabu (11/9/2019).

Menurut Sukarno, Desa Kebak memiliki luas sawah dan tegalan 223,870 hektare. Mayoritas warga Kebak bekerja pada sektor pertanian yang mengandalkan irigasi dari Waduk Gajah Mungkur.

Kepala Desa Waru, Sularto, menginstruksikan petani melakukan pembibitan ketika padi mulai menguning pada MT II sehingga jeda massa tanam berkurang. Para petani yang mengandalkan saluran air Dam Colo beralih menggunakan sumur.

“Setiap petani memiliki pompa air dan setiap patok terdapat sumur. Para petani mengecek sumur yang sudah lama tidak terpakai dan membersihkan saluran air,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kemiri, Amin Sadimin, menjelaskan para petani khawatir dengan jadwal penutupan Dam Colo yang dimajukan. Penutupan saluran air akan berdampak dengan bertambahnya biaya produksi.

“Biasanya penutupan pada Oktober. Kali ini maju dua pekan. Musim kemarau menjadi harapan petani karena hasil panen pada musim kemarau lebih banyak,” ujarnya.

Amin menjelaskan Desa Kemiri memiliki luas sawah kira-kira 200 hektare yang memanfaatkan saluran air Dam Colo. Ketika pintu air ditutup, para petani memompa air sumur untuk mengairi sawah.

Salah satu petani yang memiliki sawah di Desa Kebak, Walidi, 60, mengatakan padi yang dia tanam di sawah seluas satu patok baru berusia 10 hari. Ia sudah mempersiapkan tambahan biaya produksi dengan menyisakan hasil penjualan panen padi MT II.

“Sekali pengairan saya menghabiskan Rp200.000. Padi yang kami tanam usianya tergolong paling muda dari padi milik petani lain,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Dam Colo di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, akan ditutup lebih awal karena mempertimbangkan kondisi air Waduk Gajah Mungkur yang kian menyusut. Penutupan biasanya dilakukan setiap 1 Oktober untuk satu bulan berikutnya guna pemeliharaan infrastruktur bendung. Namun, tahun ini Dam Colo ditutup dua pekan lebih awal, yakni mulai 15 September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya