SOLOPOS.COM - RAZIA DAGING-Petugas dari UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Klaten memeriksa daging yang dijual pedagang di Pasar Kota Klaten, Senin (18/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

RAZIA DAGING-Petugas dari UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Klaten memeriksa daging yang dijual pedagang di Pasar Kota Klaten, Senin (18/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN-Tim dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Rumah Potong Hewan (RPH) Klaten, menemukan 15 kg daging ayam suntik saat menggelar inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisional, Senin (18/6/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebanyak 15 kg daging ayam suntik itu dijual tiga pedagang yang berbeda di Pasar Kota Klaten. “Daging itu sengaja disuntik dengan air oleh pedagang agar beratnya bertambah saat ditimbang. Dibangdingkan daging normal, selisih beratnya bisa sampai 2 ons. Tindakan pedagang itu tentu merugikan konsumen,” ujar Kepala UPTD RPH Klaten, Murtopo, saat ditemui wartawan di sela-sela sidak, Senin.

Dalam sidak itu, petugas menegur langsung pedagang yang kedapatan menjual daging ayam suntik tersebut. Dia meminta para pedagang tidak mengulangi perbuatannya. “Tidak menutup kemungkinan, jumlah daging suntik masih banyak dijual bebas di pasaran. Razia akan kami intensifkan menjelang bulan Ramadan nanti. Kami tidak ingin konsumen dirugikan akibat ulah dari pedagang nakal ini,” kata Murtopo.

Koordinator sidak, Agus Jaka Sriyana, mengatakan tingginya kadar air membuat daging tidak bisa bertahan lama. Tingginya kadar air atau ph bisa memicu tumbuhnya bakteri pada daging yang disuntik sehingga tidak layak dikonsumsi. Daging yang sehat biasanya berwarna merah cerah tanpa ada warna kehitam-hitaman.

Selain di Pasar Klaten, tim juga merazia pedagang daging di Pasar Srago dan Pasar Kraguman. Akan tetapi, tim tidak menemukan daging suntik di Pasar Srago dan Pasar Kraguman. Selain daging suntik, tim juga mewaspadai peredaran daging sapi gelonggong dan daging yang terindikasi mengandung penyakit menular.

“Kami sudah memeriksa semua daging sapi yang dijual pedagang. Hasilnya, kami tidak menemukan daging sapi gelonggong dan daging berpenyakit yang bisa menular ke manusia,” jelas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya