SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali menemukan daging sapi tak layak konsumsi dijual salah satu pedagang Pasar Ampel, Boyolali, Rabu (27/2/2019).

Petugas langsung memberikan teguran meski tidak melakukan penyitaan. Penemuan ini terjadi saat petugas Disnakkan Boyolali mendampingi petugas Balai Veteriner dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mengambil sampel pangan dari produk hewan di Pasar Ampel.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu petugas menemukan daging sapi yang dijual salah satu pedagang sudah mengeluarkan bau tak sedap. “Sebenarnya kami sedang mendampingi petugas Balai Veteriner dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah yang sedang melakukan pengambilan sampel. Ternyata ada daging yang sudah bau yang dijual salah satu pedagang,” ujar Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Boyolali, Hendro Kurninato, saat dihubungi Solopos.com, seusai kegiatan.

Atas temuan itu, dia langsung memberikan teguran kepada pedagang tersebut, namun tidak menyita daging yang berbau itu. “Daging tidak kami sita tapi kami larang untuk dijual. Kami berikan teguran keras kepada pedagang itu. Jika di kemudian hari pedagang ini masih mengulangi, bisa dipidanakan,” imbuhnya.

Menurut Hendro, pedagang tersebut berkilah daging itu sebelumnya telah dikirim ke Jakarta namun tidak laku dan kemudian ditarik lagi dan dijual di Pasar Ampel. Setelah ini Hendro akan langsung berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk monitoring bersama.

Selain itu, Hendro juga berkoordinasi dengan Jaringan Keamanan Pangan Daerah (JKPD) yang terdiri atas Dinas Ketahanan Pangan (DKP, Polres Boyolali, Satpol PP, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin).

Sementara itu, kegiatan pengambilan sampel oleh Balai Veteriner dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah itu dilakukan di Pasar Ampel dan Pasar Sunggingan. Pengambilan sampel untuk pengujian keamanan pangan dari produk-produk asal hewan itu menyasar pasar yang banyak terdapat produk hewan.

Produk itu misalnya daging ayam, daging sapi, kerupuk kulit, dan telur. “Kami juga mengambil sampel telur, daging sapi, kerupuk kulit, rambak kulit [krecek], telur puyuh, telur ayam, ikan, ikan asih untuk diuji di laboratorium Balai Veteriner Boyolali,” tandas Hendro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya