SOLOPOS.COM - Seorang pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, sedang menunggui dagangannya belum lama ini. Pemerintah diminta menambah kuota impor daging sapi dan segera melakukan intervensi pasar untuk mencegah melonjaknya harga daging sapi di pasaran. (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

Seorang pedagang daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, sedang menunggui dagangannya belum lama ini. Pemerintah diminta menambah kuota impor daging sapi dan segera melakukan intervensi pasar untuk mencegah melonjaknya harga daging sapi di pasaran. (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

JAKARTA – Kasus suap yang melibatkan PT Indoguna Utama dengan anggota DPR RI diduga buntut dari pembatasan kuota impor daging sapi. Importir menghalalkan segala cara agar kuota impornya besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya Sarman Simanjorang meminta pemerintah segera melakukan intervensi penambahan kuota. Tahun ini kuota impor hanya 32.000 ton per tahun lebih kecil dibandingkan tahun 2012 sebanyak 34.000 ton. “Harapan kami segera ditindaklanjuti karena mempengaruhi pelaku usaha di Jakarta,” katanya, Selasa (5/1/2013).

Menurutnya kebutuhan daging sapi Jakarta saja membutuhkan 50.000 ton untuk memenuhi permintaan kafe, hotel, katering, warung padang, tiap hari butuh daging sapi, belum lagi kebutuhan masyarakat. Pihaknya sudah minta kuota idealnya 85.000 ton per tahun. Dampak dari terbatasnya kuota, lanjut Sarman, harga daging menembus Rp90.000 per kilogram dalam tujuh bulan terakhir. Jika tidak ada intervensi diprediksi tembus di atas Rp100.000 per kilogram alias tertinggi di dunia.

“Kami berharap setelah ada kasus ini [dugaan suap untuk pembukaan kuota daging sapi] jangan berpengaruh pada jalur distribusi. Proses hukum tetap berjalan tapi distribusi jangan terganggu,” imbuh Sarman.

Sejauh ini belum ada upaya pemerintah menormalkan harga pasar. Pemprov DKI diminta melakukan intervensi dengan meminta kuota khusus karena pemerintah pusat ngotot swasembada daging sapi sementara Jakarta tidak punya peternak. Harapan pemerintah menurunkan kuota daging sapi karena daging lokal akan mampu suplai pasar. Fakta di lapangan tidak ada, justru harga daging sapi naik terus mendekati Rp100.000 dari harga normal Rp65.000 per kilogram. “Pemerintah juga harus menghitung kebutuhan antara supply dan demand karena sekarang kan enggak nyambung,” terang Sarman.

KDS juga telah mengusulkan dibuat Harga Patokan Pasar (HPP) Daging Sapi untuk daging sapi seperti kebutuhan pokok beras dan minyak. Harga normal daging sapi Rp65.000 per kilogram. “Jika lebih dari Rp65.000 atau Rp70.000 pemerintah harus intervensi supaya harganya normal,” pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya