SOLOPOS.COM - DAGING GLONGGONGAN--Tim dari Dinas Pertanian Klaten menemukan daging sapi glonggongan dan daging ayam suntikan di Pasar Kota Klaten, Rabu (7/3/2012) pagi saat melakukan Sidak. Dalam sidak tersebut, tim menemukan daging tersebut masih dijual bebas dengan harga yang lebih murah dibandingkan daging yang kering. (JIBI/SOLOPOS//Farid Syafrodhi)

DAGING GLONGGONGAN--Tim dari Dinas Pertanian Klaten menemukan daging sapi glonggongan dan daging ayam suntikan di Pasar Kota Klaten, Rabu (7/3/2012) pagi saat melakukan Sidak. Dalam sidak tersebut, tim menemukan daging tersebut masih dijual bebas dengan harga yang lebih murah dibandingkan daging yang kering. (JIBI/SOLOPOS//Farid Syafrodhi)

KLATEN-—Daging sapi glonggongan dan daging ayam suntikan masih beredar luas di Pasar Kota Klaten, Rabu (7/3/2012).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam inspeksi mendadak (Sidak) yang digelar oleh Dinas Pertanian Klaten itu, sejumlah pedagang secara bebas masih menjual daging sapi glonggongan itu di los miliknya. Pantauan Solopos.com, tim menyisir ke sejumlah pedagang yang manjajakan daging di pasar itu. Beberapa pedagang daging mengaku mendapatkan gading tersebut dari Boyolali.

Salah satu pedagang daging, Ninuk, 50, mengaku tak tahu menahu tentang ciri daging glonggongan. Ia juga tak mengerti kalau daging yang ia dapat dari Boyolali itu mengandung lebih banyak air daripada daging sapi dari Klaten.

“Saya hanya terima saja dari juragan daging sapi pagi tadi. Tahunya hanya kulak daging sapi dari juragan, lalu dijual. Saya juga baru kali ini jual daging dari Boyolali,” ungkap Ninuk saat ditemui wartawan di pasar.

Setiap hari Ninuk yang juga warga Mayungan itu bisa menjual daging sapi hingga 20 kilogram per hari. Ia mengambil daging dari Boyolali itu 13 kilogram. Untuk daging kering ia jual Rp65.000 per kilogram. Sedangkan daging basah yang diduga glonggongan itu dijual Rp55.000 per kilogram.

Saat dagingnya dicek oleh petugas menggunakan alat pendeteksi keasaman daging, angkanya menunjuk 6,4. Artinya daging tersebut mengandung banyak air. Saat dagingnya dipencet juga mengeluarkan banyak air. “Padahal daging normal itu tingkat keasamannya 5,6,” ujar Kasi Pengembangan Usaha Peternakan Bidang Peternakan Dinas Pertanian Klaten, Tri Yanto.

Tim tidak menyita daging glonggongan yang ditemukan dalam Sidak itu namun hanya menyarankan kepada pedagang agar tidak menerima lagi daging yang masih basah.

JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya