SOLOPOS.COM - MEMERIKSA DAGING--Kepala RPH Dispertan Klaten, Triyanto, (kanan) sedang memeriksa kondisi daging milik pedagang di Pasar Kota, Klaten, Selasa (10/5). (Espos/Muhammad Khamdi)

Klaten (Solopos.com) – Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten melakukan sweeping daging di tiga pasar tradisional di Klaten yakni Pasar Kota, Pasar Mlinjon (Srago), dan Pasar Kraguman (Gondang), Selasa (10/5). Dari hasil sweeping tersebut, petugas menemukan daging yang mengandung formalin dan semi gelonggongan di Pasar Kota, Klaten.

MEMERIKSA DAGING--Kepala RPH Dispertan Klaten, Triyanto, (kanan) sedang memeriksa kondisi daging milik pedagang di Pasar Kota, Klaten, Selasa (10/5). (Espos/Muhammad Khamdi)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dari 30 pedagang daging di Pasar Kota, kami menemukan tiga pedagang yang masih menjual daging semi gelonggongan dan berformalin, berarti hanya 1% saja. Namun, daging itu berasal dari Jogja,” ujar Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) Dispertan Klaten, Triyanto. Pemeriksaan terhadap daging, imbuh Triyanto, dilakukan secara merata terhadap pedagang yang berjualan daging ayam, sapi dan kambing. Kegiatan pemeriksaan itu, menurut Triyanto untuk mengantisipasi adanya daging berformalin dan gelonggongan di pasaran. “Sweeping kami lakukan dengan mengacu UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen,” terangnya.

Menurut Triyanto, dari sejumlah 15 pasar tradisional di Klaten, temuan terbanyak daging mengandung formalin yakni di Pasar Jatinom. Sebanyak 15 pedagang dari 25 pedagang di Pasar Jatinom, kata Triyanto, terpaksa mendapat peringatan keras. “Hasil temuan itu kami lakukan dalam kegiatan serupa pada satu pekan lalu,” terangnya.

Sementara itu, salah seorang petugas koordinator lapangan, Agus Joko Sriyono mengatakan pemeriksaan untuk mengetahui daging kualitas baik dilakukan dengan sayatan dan alat diameter untuk mengetahui keasaman daging. “Kami sekaligus ingin memberikan pemahaman terhadap pedagang daging dan sejumlah pembeli agara bisa mengetahui daging sehat,” terang Agus.

Agus menambahkan, kriteria daging sehat dan bagus bisa diketahui jika daging berwarna merah cerah, saat diraba daging kenyal, dan jika dimasak bisa tahan lama. Sedangkan untuk daging jelek yaitu warnanya pucat, saat diraba lembek, tidak tahan lama, dan kalau dimasak bobot daging menjadi turun. “Kami mengimbau masyarakat luas agar lebih berhati-hati dalam membeli daging,” ujar Agus.

Lebih lanjut, Triyanto mengatakan jika ditemukan daging dengan kadar air di atas Ph 6, maka daging tersebut kurang layak dikonsumsi karena bisa dikategorikan daging gelonggong. Sedangkan untuk daging layak konsumsi adalah Ph 4-5. “Temuan kali ini kadar airnya masih rendah artinya mayoritas daging sehat. Berbeda pada temuan beberapa hari lalu di Pasar Jatinom yang kadar airnya melebihi Ph 6-8,” imbuh Triyanto.

m98

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya