SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Toni, seorang PNS di Kota Solo itu mempunyai pengalaman getir ketika membeli sepotong daging ayam goreng. Suatu hari, ia ingin menikmati daging ayam goreng. Tanpa pikir panjang, PNS yang bertugas di Pasar Kliwon ini keluar rumah dan menghampiri penjual ayam goreng di sebuah persimpangan jalan di Pasar Kliwon. “Harganya memang murah. Hanya Rp2.500,” demikian dia berkisah kepada Espos, di tempat kerjanya, pekan lalu.

Toni sama sekali tak curiga. Apalagi daging ayam itu dilapisi adonan tepung yang terlihat renyah dan menggoda lidah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sesampai di rumah dan mengunyah ayam goreng itu, Toni terkejut. Daging yang ia kunyah lumer di mulut. “Rasanya saat itu anyir dan bau-bau busuk. Saya langsung muntah-muntah,” tuturnya.

Pengalaman buruk itu kini membekas di pikiran Toni. Sejak itulah, Toni tak lagi tergoda mencicipi daging ayam murah betapapun tampak menggoda lidah.

“Itu [daging ayam murahan] biasanya juga ditawarkan keliling di kampung-kampung, pasar-pasar, serta warung hiks. Masyarakat kecil banyak yang membelinya karena harganya memang murah,” kata Sukarno, seorang penjual ayam goreng mengingatkan.

Sutrisno, warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, juga mengaku kerap melihat penjaja ayam goreng murah keliling kampung. Ayam-ayam itu ada yang dibakar, dibacem hingga digoreng pakai tepung. “Akhir-akhir ini, saya mulai jarang melihatnya. Biasanya, selalu lewat depan rumah saya,” kata Sutrisno.

Pengalaman Toni disertai kesaksian Sukarno dan Sutrisno barangkali juga pernah dialami warga lainnya. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan PP No 22/1983 yang menyatakan bahwa setiap hewan potong harus sehat dan telah diperiksa kesehatannya oleh petugas pemeriksa yang berwenang.

Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo sendiri mengaku hingga kini belum memiliki alat yang bisa mendeteksi daging ayam yang telah digoreng atau dimasak. “Kalau alat deteksi untuk daging masih mentah, kami punya. Alat deteksi daging matang ini sangat mahal harganya,” jelas Kepala Dispertan Solo, Weni Ekayanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya