SOLOPOS.COM - Xendit Meluncur di Indonesia (Techcrunch)

Solopos.com, JAKARTA – Pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan rintisan (startup) di Indonesia terhadap karyawannya terus bertambah.

Terbaru, Xendit, startup payment gateway baru saja mengumumkan PHK.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Xendit melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina.

Keputusan tersebut diambil dikarenakan situasi makroekonomi yang tidak menentu.

Baca Juga: Di Tengah Kabar PHK Karyawan, Gibran Sebut Shopee Rekrut 1.000 Pekerja di Solo

Sepanjang tahun berjalan, sudah terjadi 882 PHK yang dilakukan oleh startup di seluruh dunia. Adapun, startup saat ini sedang berjuang menghadapi masa tech winter.

Dilansir dari laman resmi Trueup, Selasa (4/10/2022), tech winter telah menyebabkan total 125.216 karyawan terkena PHK.

Dampak tech winter di Indonesia juga terlihat, saat ini sudah ada 13 startup yang melakukan PHK terhadap karyawannya sejak awal tahun.

Baca Juga: Di Tengah Kabar PHK Karyawan, Gibran Sebut Shopee Rekrut 1.000 Pekerja di Solo

Berikut daftar startup Indonesia yang melakukan PHK karyawan:

1. TaniHub

Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan business to consumers (B2C), sehingga turut menghentikan operasional gudang di Bandung dan Bali.

TaniHub mengatakan keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan segmen business to business (B2B).

TaniHub pun mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja.

TaniHub menyatakan akan memfokuskan bisnis menjadi pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe (horeka). Selain itu, akan menyasar modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.

2. SiCepat

SiCepat merupakan salah satu startup yang menginformasikan adanya PHK terhadap ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan pada awal tahun ini.

SiCepat menilai jumlah karyawan yang terdampak kebijakan tersebut tidak mencapai 1 persen dari total karyawan.

SiCepat juga mengungkapkan secara komposisi jumlah karyawan yang terdampak adalah 0,6 persen dari total sebanyak 60.000 karyawan atau tepatnya 360 karyawan.

3. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan.

Meski demikian, mereka memastikan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 karyawan.

Adapun, startup dompet digital ini didukung oleh modal keroyokan dari banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Tercatat, setidaknya ada delapan BUMN yang jadi pemegang saham LinkAja, meliputi Pertamina, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Telkom, Jiwasraya, dan Danareksa.

4. Zenius

Startup teknologi edukasi Zenius mengumumkan PHK lagi pada Rabu (4/8/2022), tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

Pada PHK pertama Zenius telah memutuskan hubungan pekerja terhadap 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan.

Zenius juga mengungkapkan kedua PHK ini dikarenakan perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.

5. JD.ID

Startup e-commerce JD.ID tidak menampik adanya kabar PHK.

JD.ID pun mengatakan PHK itu sejalan dengan program restrukturisasi perusahaan.

Dari penelusuran Bisnis, induk JD.ID, yakni JD.com Inc tengah menanggung beban cukup besar.

CEO JD.com Xu Lei mengatakan penyebaran virus Covid-19 di berbagai kota besar di China, yang berujung lockdown di Shanghai dan Beijing, menjadi penyebab utama business online dan offline di China.

6. Mobile Premier League

Startup gim dan turnamen asal India Mobile Premier League atau MPL mengumumkan telah menutup operasionalnya di Indonesia.

Penutupan ini berujung dengan adanya PHK 10 persen karyawannya dari total karyawan atau sebanyak 100 orang.

Adapun, penutupan ini dikarenakan MPL melihat profil pengembalian yang hanya sebagian kecil dari apa yang mereka harapkan, meskipun telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia.

7. LINE

Startup telekomunikasi asal Korea Selatan LINE mengakui adanya PHK terhadap karyawan namun tidak mencapai 80 karyawan seperti yang diberitakan.

LINE juga saat ini saat ini tengah melakukan langkah strategis untuk kembali fokus pada bisnis teknologi keuangan (fintech) di Indonesia.



8. Beres.id

Startup asal Malaysia Koadim mengumumkan menghentikan semua operasi layanan mulai dari 1 Juli 2022.

Semua entitas bisnis di Singapura yaitu kaodim.sg, Beres.id di Indonesia, serta gawin.ph di Filipina juga akan ditutup.

Dilansir dari laman resmi milik Koadim, Co-Founder dan CEO Koadim Choong Fui Yu mengatakan alasan Koadim menutup layanan adalah pandemi Covid-19.

Meskipun saat ini pandemi Covid-19 sudah melandai, kondisi dua tahun terakhir sangat menantang bagi Koadim.

9. Pahamify

Startup edutech Pahamify telah mengkonfirmasi kabar terkait PHK kepada sejumlah karyawannya.

Dalam konfirmasinya, Pahamify menjelaskan PHK ini sebagai salah satu bentuk dari adaptasi dalam kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini.

10. MamiKos

Startup yang bergerak sebagai penyedia layanan pencarian dan sewa kos hunian sementara, mengkonfirmasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan karena adanya restrukturisasi.

Co-founder dan CEO Mamikos Maria Regina Anggit mengatakan PHK sudah mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi makro saat ini.

Mamikos melakukan restrukturisasi untuk membuat struktur perusahaan lebih sehat dan mampu bertahan.



11. Shopee

Shopee Indonesia mengumumkan harus mengambil langkah berat untuk melakukan PHK terhadap karyawannya.

Hal ini dilakukan tak lama setelah adanya pengumuman jajaran eksekutif induk Shopee dan Garena, Sea Ltd mengorbankan gaji dan memperketat kebijakan pengeluaran dalam rangka melindungi perusahaan dari perlambatan ekonomi yang mengancam perusahaan teknologi.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawannya.

Baca Juga: Setelah Diterjang Gelombang PHK, Begini Nasib Startup dan SiCepat

Keputusan tersebut merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan resmi Senin (19/9/2022).

12. Tokocrypto

Tokocrypto, startup penjualan aset kripto, melakukan PHK terhadap 45 karyawan sehubungan dengan perubahan strategi bisnis sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global.

VP Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani mengatakan perusahaan akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.

Hal ini dilakukan berdasarkan analisis dan prediksi yang telah dilakukan oleh manajemen dalam mengantisipasi kondisi pasar kripto dan ekonomi global yang berkepanjangan, maka beberapa langkah baik di eksternal maupun internal harus diambil oleh manajemen.



“Langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall, penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20 persen dari 227 karyawan,” ujarnya, Rabu (21/9/2022).

13. Xendit

Xendit, startup payment gateway melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina akibat situasi makroekonomi yang tidak menentu.

Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya mengatakan Xendit selalu mencoba untuk menyiapkan rencana bisnis terbaik.

Namun, situasi makroekonomi yang tidak menentu saat ini memaksa pihaknya untuk melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim.

Dia menjelaskan keputusan itu didasarkan pada strategi bisnis yang progresif melihat situasi ke depan dan telah melalui pertimbangan yang komprehensif untuk memastikan bahwa perusahaan siap dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Baca Juga: PHK di Startup, Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Lain Menggeliat

“Melakukan rightsizing tim adalah sebuah keputusan yang sangat sulit. Namun, tetap harus diambil untuk optimalisasi posisi kami dijangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan perusahaan. Sekitar 5 persen dari tim kami di Indonesia dan di Filipina terkena dampak dari keputusan ini,” kata Tessa kepada Bisnis, Selasa (4/10/2022).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Bertambah Lagi! Ini Daftar Terbaru Startup yang PHK Karyawannya”



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya