SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong>&nbsp;– Daftar 200 nama Kemenag Rilis 200 nama mubaligh atau penceramah rekomendasi Kementerian Agama (Kemenag) menjadi polemik. Sebagian pihak mempertanyakan mengapa <a href="http://news.solopos.com/read/20180520/496/917349/tak-ada-abdul-somad-pks-pertanyakan-daftar-mubaligh-kemenag" target="_blank">absennya nama penceramah</a> atau ustaz kondang yang mereka kenal dalam daftar itu.</p><p>Meski Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin telah menyatakan daftar itu akan berkembang dan diperbarui, sejumlah pihak tetap mengkritiknya. Menanggapi hal itu, pakar hukum tata negara yang juga dikenal sebagai sebagai dai dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Mahfud MD, meminta masyarakat menanggapi rilis itu dengan santai.</p><p>"Meski saya tak mengikuti langsung krn sedang di New York tapi banyak yang nanya kepada saya tentang rilis daftar mubaligh oleh Kemenag. Apakah itu tepat? Bagaimana tanggapan saya tentang masuknya nama saya ke dalam daftar tersebut? Menurut saya itu biasa saja, tak perlu ditafsiri secara politik," kata Mahfud melalui akun Twitter, @mohmahfudmd," Minggu (20/5/2018).</p><p>Menurut Mahfud, rilis itu semestinya dipandang masyarakat sebagai inventarisasi mubaligh oleh <a href="http://news.solopos.com/read/20180520/496/917370/ustaz-populer-tak-masuk-daftar-rekomendasi-kemenag-ini-jawaban-menag" target="_blank">Kemenag</a>. Dia meminta hal itu tidak dianggap sebagai akreditasi atau seleksi mubaligh yang sempat menjadi wacana beberapa waktu lalu.</p><p>"Kalau inventarisasi nantinya bisa ditambah setiap bulan atau ditambah secara berkala. Yang belum masuk sekarang, ya besok dimasukkan sesuai dengan hasil inventarisasi baru," kata Mahfud.</p><p>Dia mengakui banyak dai atau mubaligh yang dikenal bagus oleh masyarakat namun tidak masuk dalam daftar itu. Namun sebaliknya, ada pula nama-nama dalam daftar itu yang kapasitasnya belum dikenal luas oleh publik. Karena itu, dia meminta agar rilis itu tidak dianggap sebagai seleksi.</p><p>"Jangan disikapi berlebihan lah. Kemenag mungkin hanya ingin mempermudah masyarakat yang kerapkali bertanya ke Kemenag tentang mubaligh yang bisa diundang, maka dibuatlah daftar itu. Mungkin diambil dari daftar penceramah di masjid-masjid besar seperti Masjid Istiqlal atau dari tivi-tivi yang punya program-program keislaman," sambungnya.</p><p>Dengan daftar itu, kata Mahfud, masyarakat tak perlu repot bertanya ke Kemenag, namun bisa mengecek langsung daftar yang sudah dirilis. Masyarakat tentu <a href="http://news.solopos.com/read/20180521/496/917560/rilis-mubaligh-kemenag-dpr-niatnya-baik-tapi-bikin-masalah-baru" target="_blank">boleh mengundang</a> penceramah-penceramah yang namanya tidak ada dalam daftar itu. "Dibuat mudah saja lah."</p><p>"Sebenarnya jumlah mubaligh di Indonesia ada ribuan jumlahnya. Di Yogya saja, misalnya, kalau diambil dari IAIN, UII, dan UGM sj sdh lbh dari 200 muballigh. Blm lagi dari ponpes2 dan lembaga keagamaan lainnya. Itu baru di Yogya loh, belum di daerah-daerah lain yang lebih besar."</p><p>"Atas pertanyaan, bgmn tanggapan sy sehubungan dgn masuknya nama sy dlm daftar 200 muballigh itu, sy tak bs jawab. Sebab sy tak tahu kriterianya. Klu ditanya bgmn bs jd profesor tentu sy bs menjelaskan sebab jbtn profesor ada kriteria, bislit, dan gaji yg jelas," tutupnya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya