SOLOPOS.COM - WC blung warga Dukuh Sekalus, Dusun Poleng RT 035/RW 004 Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) yang jauh dari standar kesehatan lingkungan, Sabtu (29/8/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Daerah terpencil di Madiun meninggalkan pekerjaan rumah tidak sedikit, salah satunya terkait permasalahan pengelolaan lumpur tinja.

Madiunpos.com, MADIUN — Warga Dukuh Sekalus, Dusun Poleng RT 035/RW 004 Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) masih membuang hajat atau buang air besar (BAB) di pekarangan rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua RT 035/RW 004 Cermo, Damari, 35, mengatakan warga Dukuh Sekalus hanya membuat sekat sederhana dengan anyaman bambu atau kayu untuk menutupi lubang pembuangan hajat yang dibuat di pekarangan rumah masing-masing. Menurut dia, limbah tinja dari warga langsung dibuang ke dalam tanah.

“Toilet kami masih WC blung. Kotoran langsung ke tanah. Kami memang belum memiliki fasilitas kamar mandi [mandi cuci kakus/MCK] yang bagus [sehat]. Kami hanya punya [fasilitas MCK] seadanya,” kata Sutardi saat dijumpai Madiunpos.com di rumahnya, Sabtu (29/8/2015).

Pantauan Madiunpos.com di rumah Damari, bentuk WC blung tidak dilengkapi dengan alat kakus pada umumnya yang terbuat dari keramik. Tempat untuk pijakan kaki saat buang air besar hanya terbuat dari susunan kayu dan batu. Tidak adanya aliran air dekat WC blung membuat warga yang hendak buang air besar harus membawa air dari tempat lain menggunakan ember.

“Kalau dikira-kira sudah penuh [lumpur tinja di tanah], kami pindahkan WC blung ke tampat lain. Kami menggali tanah lagi dan menata ulang pagar di sekitarnya. Lubang yang sudah tidak digunakan [untuk WC blung] jangan lupa ditimbun tanah lagi,” ujar Damari.

Tak Sehat
Istri Damari, Surpriyati, 35, menilai WC blung memang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Menurut dia, lebih baik warga membangun septic tank atau lubang penampung tinja khusus. Namun, lanjut Supriyati, pembangunan septic tank tidak bisa lekas terlaksana karena jelas membutuhkan biaya cukup besar.

“Saat kumpul PKK, warga pernah dikasih tahu soal manfaat septic tank. Tapi ya lagi-lagi warga tidak bisa kalau langsung disuruh bangun septic tank dan MCK yang sehat. Banyak kendalanya pasti. Seluruh rumah [terdapat 10 rumah] di Dukuh Sekalus masih menggunakan WC blung,” ujar Supriyati.

Disinggung harapan untuk bisa hidup lebih sehat, Supriyati menjawab warga Dukuh Sekalus membutuhkan bantuan minimal berupa fasilitas MCK komunal. Menurut dia, warga di daerah terpencil di Madiun tersebut tentu ingin memiliki fasilitas MCK yang layak di dalam rumah masing-masing. Supriyati mengatakan anggota keluarga kesulitan unruk menjangkau WC blung pada malah hari karena gelap dan jauh dari rumah.

 

KLIK DI SINI untuk Berita Lain Ekspedisi Daerah Terpencil Madiunpos.com Bersama Paguma:
Member Paguma Diajak Sambangi Sekalus
Sebagian Warga Madiun Ini Hidup Tanpa Listrik…
Hanya Ada 1 TV, Apa Tontonan Favorit Warga Sekalus?
Tak Ada Listrik, Ini Cara Warga Sekalus Isi Baterai HP…
Warga Dukuh Sekalus ke Pasar Sebulan Sekali, Barang Ini yang Dibeli…  
Warga Dukuh Sekalus Paling Takut Hal Ini…

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya