KULONPROGO—Meski menjadi daerah rawan bencana longsor, belum ada alat pendeteksi terpasang di Desa Hargotirto, Kokap. Guna menghindari bencana tersebut, pembuatan terasering terus digiatkan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ditemui belum lama ini, Kepala Desa (Kades) Hargotirto, Supardi mengungkapkan, di desa yang terletak di perbukitan Menoreh tersebut ada sekitar 50 hingga 60 titik rawan longsor. ”Rata-rata perinciannya setiap dusun ada lebih dari tiga titik,” ujarnya.
Menurut dia, di musim hujan, daerah tersebut sangat rawan tertimpa bencana longsor. Walau demikian hingga kini belum ada alat pendeteksi bencana longsor yang terpasang di desa tersebut, seperti yang sudah terpasang di wilayah Kecamatan Samigaluh. Padahal dalam penyuluhan siaga bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) alat tersebut sering dipamerkan di hadapan warga.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana longsor, pihak pemerintah desa melakukan pemeriksaan rutin di titik-titik rawan tersebut.
“Biasanya kami periksa secara manual. Kalau rekahan tanahnya sudah lebar dan memuat kepalan tangan, langsung saya perintahkan untuk melakukan penutupan menggunakan tanah lalu diinjak biar padat,” jelas Supardi.
Selain itu, masyarakat desa tersebut juga dipacu untuk menggalakkan pembuatan terasering dan menanam pohon seperti mahoni, jati dan sengon laut untuk memperkuat konstruksi tanah di perbukitan. (ali)