SOLOPOS.COM - Stasiun Kereta Api di Klaten Tahun 1903. (Istimewa/Wikipedia)

Solopos.com, KLATENPerkebunan dari Klaten menghasilkan jumlah banyak sehingga dapat meningkatkan perekonomian di zaman dahulu. Kondisi tersebut juga memberikan pengaruh pada perkembangan kawasan pusat kota Klaten.

Dilansir dari artikel berjudul Kawasan Pusat Kota Klaten Pada Masa Kolonial India Belanda oleh Galih Sekar Jati Nagari, Jumat (12/8/2022), awal pembentukan wilayah pemerintahan resmi di Klaten, yaitu Pos Tundhan yang kemudian mengakibatkan berdirinya benteng di Klaten.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Artikel yang terbit tahun 2020 itu menyebutkan sarana pemerintahan di Klaten pada masa Hindia Belanda terdiri dari pemerintahan kabupaten yang ditandai dengan adanya regentswoning (kabupaten) dan assisten resident kantoor en woning (kantor asisten residen).

Selain itu juga terdapat kantor ’s landskas, burgerlijk openbare werken (BOW) (kantor dinas yang melayani pekerjaan umum), waterschaapkantoor (kantor dinas yang melayani pengairan) yang sekarang menjadi kantor Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten, dan Kartiprodjo (dinas yang melayani pekerjaan umum Kasunanan Surakarta) berlokasi di sekitar pemakaman Eropa atau hutan kota.

Untuk pemukiman bagi masyarakat dipisahkan berdasarkan etnis, yakni pemukiman Eropa, pemukiman Tionghoa, dan pemukiman masyarakat Jawa.

Baca Juga: Joss! Ndarboy Genk Ajak Bergoyang Ribuan Penggemarnya di Klaten

Pemukiman Eropa di pusat kota Klaten terdapat di sekitar sarana perkantoran, seperti di sekitar kantor asisten residen, sekitar stasiun, dan rumah sakit.

Pemukiman Tionghoa terdapat di sepanjang jalur atau jalan utama (sekarang Jalan Pemuda) dan pasar, berupa pertokoan yang difungsikan sebagai rumah tinggal.

Sarana hukum dan keamanan di Klaten terdiri dari Benteng Engelenburg (sekarang menjadi Masjid Raya Klaten), kazerne veldpolitie (sekarang menjadi kantor kepolisian sektor Klaten Selatan), landraad (pengadilan), dan gevangenis (lembaga pemasyarakatan).

Sarana perekonomian dan industri di kawasan Klaten terdiri dari pasar (terletak di utara benteng), pandhuis (rumah gadai), proefstation (laboratorium penelitian tembakau), kalkbranderij (pabrik pembakaran kapur), ijsfabriek (pabrik es), perusahaan bataafsche petroleum maatschappij atau BPM (saat ini menjadi Perumahan Rakyat BPM), dan houtstapelplaats (gudang penyimpanan kayu).

Baca Juga: Gejog Lesung, Seni Musik Tradisional Agraris dari Mataraman 

Sarana komunikasi pada masa ini di Klaten terdapat post-en telegraafkantoor (kantor pos dan telegraf) dan telefoonkantoor (kantor telepon).

Sarana transportasi yang terdapat di Klaten, yaitu jalur rel kereta api dua jalur milik perusahaan kereta api Hindia Belanda Staatsspoorwegen dan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Stasiun Klaten dahulu dikelola NISM, dan masih berfungsi di bawah pengelolaan PT Kereta Api Indonesia. Selain Stasiun Klaten, terdapat beberapa stasiun lain, yakni Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper, Stasiun Ketandan, Stasiun Srowot, dan Stasiun Brambanan.

Terdapat dua masjid lama di pusat kota. Satu berada di barat kabupaten (disebut Masjid Sidowayah) dan satunya terdapat di daerah Tonggalan sekitar Candirejo (disebut Masjid Mlinjon).

Baca Juga: Terbukti! Klaten Dijuluki 1.001 Umbul karena Punya Banyak Mata Air

Terdapat sarana lain, seperti gereja bagi penganut Protestan dan Katolik, yakni Staatskerk atau gereja Protestan untuk kalangan Eropa terletak di timur kantor pos, Pasamuwan Kristen Jawi atau gereja Protestan untuk masyarakat Jawa terletak di barat Chr. HIS, dan gereja Katolik yang berada di kompleks rromsch-kath.

Sarana hiburan di Klaten berupa alun-alun, selain itu bagi masyarakat Eropa terdapat Societeit “de Club”, dan terdapat juga tempat hiburan bagi masyarakat Tionghoa yaitu Societeit Tong Hoo.

Terdapat beberapa sekolah di pusat kota Klaten, misalnya Europeesche Lagere School (sekolah dasar masyarakat Eropa), Christelijke Hollandsch Inlandsche School (sekolah dasar dengan pengantar bahasa Belanda bagi masyarakat Jawa Protestan), Roomsch-Katholieke Hollandsch Inlandsche School.

Selain itu ada juga HCS (sekolah dasar dengan pengantar bahasa Belanda bagi masyarakat Tionghoa Protestan). Schakelschool dan 2e Inlandsche School (sekolah Angka Loro), dan Ambachtschool (sekolah kejuruan). Terdapat juga sekolah Tiong Hoa Hwe Koan di Klaten.

Baca Juga: Tekad Ganjar Kurangi Sampah di Jateng, Ini 5 Rumusan Kongres Sampah II

Adapun rumah sakit yaitu Dr. Scheurer Hospitaal yang terletak lebih ke arah pinggiran, seperti area pemakaman. Terdapat beberapa area pemakaman yang terdiri dari pemakaman masyarakat Eropa, Bong Tionghoa yang menjadi satu kompleks dengan pemakaman bangsawan Jawa, pemakaman masyarakat Jawa Kristiani yang terdiri dari masyarakat Protestan, dan pemakaman masyarakat Katolik yang terletak di Desa Semangkak.

Selain itu terdapat panti sosial milik Kasunanan Surakarta yakni Bedelaarskolonie yang digunakan untuk menampung tunawisma dan orang dengan gangguan jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya